[caption caption="gambar, temanahok.com"][/caption]
Artikel ini tidak terlalu panjang kali lebar. Saya hanya melihat ada strategi jitu Ahok yang terselubung dalam mengunci lawan-lawan politiknya. Selain soal beberapa alasan yang dia sampaikan ke media, sebenarnya ada strategi Jitu Ahok mengunci lawan-lawannya sekaligus memenangkan pertarungan. Bahkan ada grand design dari Ahok yang bagus untuk Jakarta, jika pun dia tidak memenangkan pilkada DKI.
Mari kita simak beberapa fakta berikut ini :
Pertama, Semua paham, mahfum, baik lewat survei independen maupun survey bayaran. Tingkat Elektabilitas Ahok adalah yang tertinggi dari antara calon yang ada. Jika pilkada diadakan hari ini, tidak ada yang meragukan Ahok terpilih. Tetapi bagi orang politik, jika pilkada setahun lagi, tidak ada yang tidak mungkin. Jokowi-Ahok sudah membuktikannya di masa yang lalu dengan mengalahkan Fauzi Bowo yang saat itu memiliki elektabilitas di kisaran 50 % plus minus.
Menyadari waktu tersisa masih banyak dan Ahok paham benar, cara kerja orang-orang politik, maka Ahok dengan segala pengalamannya mulai dari Bangka Belitung, hingga DKI, tentu juga tidak culun dalam politik. Jika ada pengamat dan para medsos mania mengatakan Ahok tidak paham politik, itu salah besar. Justru dia, sedang memainkan strategi jitu untuk mempecundangi para lawan politiknya.
Kedua, Fakta bahwa sesudah Ahok, ada beberapa calon yang sebelumnya di gadang-gadang sebagai cagub DKI, semisal Risma Triharini, Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil yang diyakini dapat mengalahkan Ahok dan ternyata mereka bertiga sudah mengumumkan tidak akan maju ke pilkada DKI.
Ketiga, fakta bahwa sesudah Risma, Ridwan Kamil dan Ganjar tidak ikut pilkada DKI, maka diyakini banyak orang, pesaing berikutnya yang cukup kuat bagi Ahok adalah Yusril Iza Mahendra dan Sandiaga Uno.
Melihat ketiga fakta tersebut, maka Ahok mulai dapat memetakan, siapa lawan dan siapa kawan. Berangkat dari beberapa fakta tersebut diatas, Ahok lalu mengkalkulasi, kelemahan dia sekaligus kelebihan dari lawan politiknya.
Maka isu yang paling melemahkan posisi AHOK adalah isu agama. Dimana Ahok berasal dari kalangan minoritas Kristen Protestan dan keturunan Tionghoa. Sebab masih banyak saudara kita muslim, yang tidak rela memiliki pemimpin yang tidak seiman dengan mereka dan inilah kelemahan Ahok yang paling besar, sekaligus isu yang dapat dijadikan lawan untuk mendulang suara. Melihat fakta itu, maka Ahok lalu berhitung. Siapa calon yang dianggap mewakili umat islam itu?
Dari semua calon yang ada, Yusril Izha Mahendra dan Adhyaksa Dault adalah yang terkuat. Kita mengesampingkan Adhyaksa Dault, disamping dukungan politiknya minim, dia juga 11/12 dengan Ahok, gampang marah, maka representasi Adhyaksa saya minimalkan, sebab saya yakin dia tidak akan mampu mendapatkan dukungan baik dari partai maupun dari independen.
Tinggal Yusril Izha Mahendra, saingan terberat Ahok. Mengapa? Hanya satu kelebihannya menurut saya, yaitu dia mewakili kalangan islam yang tidak rela dipimpin oleh orang yang berbeda keyakinan dengan beberapa saudara kita umat muslim yang lain, selebihnya, lebih banyak yang tidak masalah menurut penglihatan saya.