Lihat ke Halaman Asli

Thomson Cyrus

TERVERIFIKASI

Wiraswasta, blogger, vlogger

(SBY Kopdar Netizen) Kok Tiba-tiba Sayang Netizen, Iri Kebersamaan Jokowi bersama Netizen, Berkuasa 10 Tahun ke Mana?

Diperbarui: 15 Februari 2016   18:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber gambar : kotajogja.com"][/caption]Saya tergelitik membaca berita di kompas.com hari ini yaitu SBY Akan Kopi Darat dengan "Netizen" Bahas Revisi UU KPK. Dikatakan disitu, Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono akan melakukan kopi darat dengan netizen di Rafless Hills Cibubur, Selasa (16/2/2016).

SBY bersama jajaran Partai Demokrat akan meminta pandangan netizen mengenai revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

"Inilah cara Demokrat agar aspirasi masyarakat ini bisa segera diartikulasikan dalam poin-poin sikap yang akan dibawa Fraksi Demokrat di sidang paripurna pada Kamis depan," kata Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/2/2016).

"Kopi darat ini adalah bentuk kepedulian Demokrat untuk mendapatkan aspirasi langsung dari masyarakat terkait dengan pro dan kontra draf revisi UU," ujar dia.

Se-ingat saya, ini yang kedua kali SBY bertemu dengan netizen, yang pertama di Yogyakarta, sekitar tahun 2014, sesudah itu sepertinya gak ada lagi.

Maafkan saya, jika saya katakan SBY kok tiba-tiba sayang netizen?

Pertama, Pertemuan itu, apapun motifnya tentunya baik ya, sebab terjalin komunikasi antara pemimpin dengan warga biasa (netizen). Jika benar SBY ingin mendengar masukan dari netizen, itu juga baik adanya. Yang menggelitik saya adalah apakah itu dilakukan benar untuk menjaring masukan atau hanya ikut-ikutan semata?

Sebab apa?

Kita paham benar, makan siang bersama netizen sudah melekat dalam diri Jokowi. Jika SBY memilih cara itu, dipastikan tidak akan berhasil, penyebabnya adalah follower itu tidak akan pernah memenangkan panggung. Blusukan, makan siang bersama adalah ciri yang sudah melekat dalam diri Jokowi, jika SBY menirunya, dia pasti akan gagal.

Kedua, sejauh mana efektivitas pertemuan itu, sebab sekarang SBY bukan lagi Presiden, jika posisinya sebagai ketum partai Demokrat, idem juga. Partai Demokrat adalah partai abu-abu yang tidak jelas posisinya dan tidak memiliki kursi yang cukup significant untuk merubah suatu keputusan.

Pertanyaan yang lain, yang buat saya merasa geli adalah perbedaan perlakuan Jokowi dan SBY kepada netizen. Jika Jokowi melakukannya secara alamiah, SBY malah melakukan semacam "kontes", haha, ini kan melukai rasa keadilan netizen yang mana SBY tidak memperlakukannya istimewa. Seakan kalau bertemu SBY harus lewat perjuangan keras dulu. Beda dengan Jokowi, Jokowi memperlakukan netizen itu equal, setara, bahkan Jokowi mengangkat taraf netizen ke tingkat yang lebih tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline