Lihat ke Halaman Asli

Thomson Cyrus

TERVERIFIKASI

Wiraswasta, blogger, vlogger

Jakarta Ribut Resuffle Kabinet Terus, Program Jokowi Swasembada Beras Minim Perhatian

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14313124271933838015

[caption id="attachment_383076" align="aligncenter" width="300" caption="Jokowi Panen Raya di Merauke, gambar : detik.com"][/caption]

Orang Jakarta ini memang terlalu asyik dengan dirinya sendiri. Itu sebabnya orang-orang di daerah, sudah putus asa memikirkan cara pikir dan tindakan orang Jakarta (pusat). Orang-orang yang hidup di Jakarta terlalu asyik untuk memikirkan kepentingannya sendiri, hingga jarang sekali memikirkan kepentingan daerah. Tak heran, orang-orang daerah ingin memisahkan diri dari NKRI.

Lihatlah misalnya perilaku elit di pusat (Jakarta). Yang diributkan setiap hari adalah tentang diri mereka sendiri, mereka tak memikirkan bagaimana keadaan daerah, Ada Papua, Papua Barat, Maluku Utara, NTT, NTB, Kalimantan, Aceh, dan lain sebagainya terutama di perbatasan luar Indonesia, mereka butuh perhatian pusat.

Tetapi coba kita perhatikan bersama-sama, orang Jakarta (pusat) tidak pernah kehabisan issue untuk membicarakan kepentingan dirinya sendiri, katakanlah sejak Jokowi JK memimpin negeri ini 6 bulan yang lalu, issue issue utama yang jadi perbincangan tidak lain tidak bukan hanya berkaitan dengan kepentingan-kepentingan orang-orang pusat, mulai dari pergolakan di DPR/DPD/MPR, terutama mengenai perebutan pimpinan di ketiga lembaga negara itu, sesudah itu ada komposisi Kabinet, setelah itu ada issue KPK vs Polri yang menyedot perhatian banyak orang, setelah itu kembali lagi di bahas tentang issue Resuffle Kabinet.

Sayangnya, issue-issue semua hanya memperubutkan kekuasaan semata. Lantas, pertanyaan besarnya adalah kapan orang pusat memikirkan issue - issue tentang kesejahteraan rakyat, beras, pendidikan, kesehatan, dan lain sebagainya.

Kita muak melihat ketamakan orang-orang pusat ini, bayangkan, Jokowi berkeliling ke Maluku Utara, Papua, Papua Barat, tetapi tidak ada satu mediapun yang membicarakan mengenai program-program yang sedang dijalankan oleh Jokowi di ketiga daerah tersebut. Kita hanya melihat berita tentang kehebohan masyarakat dalam menyambut kedatangan Jokowi.

Tetapi tidak ada satu media pun yang membahas secara mendalam, bagaimana kelayakan program 1,2 juta hektar lahan sawah di Merauke, dan potensinya malah ada sekitar 4,6 juta hektar. Tidak ada satu mediapun dalam diskusinya yang mengangkat tema ini, bagaimana caranya dalam 3 tahun merealisasikan 4,6 juta hektar lahan ini menjadi lahan produktif, sehingga kita tidak perlu import beras, kedelai, jagung, dan lain sebagainya.

Jokowi seperti melangkah sendirian, dia paksa Mentan untuk mencapai semua program ini dengan target yang luarbiasa. Hebatnya, Mentan menyanggupi dengan optimis, tetapi di Media media mainstream lewat "survei bayaran" Mentan adalah menteri yang berkinerja buruk, padahal yang saya ikuti, sejak 6 bulan Jokowi JK, Indonesia belum pernah mengimport beras, bagaimana mungkin kita tidak mengimport beras kalau tidak ada peningkatan produksi petani, itu artinya Mentan sudah bekerja dengan baik, tetapi karena Mentan berasal dari daerah sana di Sulawesi, gampanglah menggoyang dia agar digantikan.

Ingat!....Jokowi bukan sebodoh yang anda pikirkan, dia tahu siapa yang bekerja, siapa yang penjilat!...

Di Saat Jokowi blusukan ke Maluku Utara, Papua, Papua Barat, membawa program - program pembangunan dengan total hampir puluhan trilyun untuk ketiga provinsi itu, mengapa orang-orang pusat tidak mengangkatnya menjadi issue issue yang menarik, sehingga dengan demikian gaung dari program ini terlihat.

Anda bayangkan, saat Jokowi membawa uang dalam bentuk program pusat ke Papua, Gubernur Papua, Lukas enembe tidak mendampingi Jokowi, padahal Lukas Enembe adalah perwakilan pusat di Papua, meskipun dia dipilih langsung oleh rakyat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline