Lihat ke Halaman Asli

Thomson Cyrus

TERVERIFIKASI

Wiraswasta, blogger, vlogger

Kampanye dimulai, Akan Terlihat Kualitas Capres-Cawapres yang Sebenarnya

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

140168135549468136

Capres - Cawapres no urut 1. Prabowo Hatta dan no urut 2. Jokowi JK. (sumber foto; kompas.com)

KPU telah menetapkan no urut Capres-Cawapres dengan no urut 1 . Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan no urut 2. Joko Widodo-M. Jusuf Kalla. Setiap pasangan mengaku gembira mendapatkan nomor masing-masing, sekalipun kita tidak tahu no urut tersebut yang mereka inginkan. Kita hanya dapat berharap semoga pilpres ini jujur, adil dan demokratis.

Selama ini, sekalipun kampanye belum dimulai, dengan berbagai acara yang digelar oleh para relawan maupun tim sukses, sesungguhnya sudah bermakna kampanye. Tetapi Indonesia adalah negara yang masih baru memulai demokrasi yang sesungguhnya, selama ini masih demokrasi yang benar-benar kedaulatan itu tidak berada dipihak rakyat. Demokrasi Indonesia sesudah reformasi harus diakui, telah mengalami kemajuan yang cukup baik, jika ada kekurangan di sana sini, itu hanyalah proses untuk kematangan demokrasi.

Tanggal 4 Juni resmi dimulai kampanye berdasarkan ketetapan KPU, maka dapat dipastikan semua elemen pendukung baik partai, relawan akan bahu membahu mengkampanyekan jagoannya masing-masing. Jika kita selama ini disuguhi informasi tentang profil para capres dan cawapres, kebanyakan yang kita lihat adalah gambaran yang ditampilkan yang paling baik dan juga black campaign. Kita belum dapat benar-benar menilai dengan baik perbedaan kualitas diantara kedua pasangan ini. Maka masa kampanye yang hanya lebih dari sebulan inilah kita dapat melihat perbedaan yang sebenarnya antara pasangan Prabowo Hatta dan Jokowi JK.

Di masa kampanye ini akan dapat kita lihat siapa sebenarnya yang dapat memenangkan kontestasi ini. Jika kita melihat ke belakang, maka akan dengan mudah kita dapat memprediksi siapa pemenangnya. Menurut beberapa catatan yang dapat saya jadikan gambaran untuk kita dapat memprediksi siapa yang unggul dalam kontestasi ini adalah beberapa gambaran antara lain :

Pertama, Berdasarkan pengalamana kontestasi maka pasangan Jokowi JK adalah pasangan yang sudah pernah mengalami bagaimana memenangkan kontestasi. Jokowi adalah pemimpin yang telah 3 kali memenangkan pemilihan untuk mendapatkan jabatan eksekutif di alam demokrasi ini, 2 kali memenangkan di Pilkada Solo dan sekali di Pilkada Jakarta. Jusuf Kalla juga telah memenangkan sekali pertarungan kontestasi sebagai wapres bersama SBY dan memenangkannya, sekalipun pernah kalah sebagai capres, tetapi sebagai wapres dia telah menang.

Di lain pihak Prabowo dan Hatta Rajasa belum pernah sekalipun memenangkan kontestasi pemilihan langsung jabatan eksekutif. Prabowo adalah cawapres yang pernah kalah telak sekalipun sudah berpasangan dengan MEgawati Soekarnoputri yang memiliki pengikut setia. Tetapi tidak berdaya melawan kedigdayaan SBY Boediono tahun 2009.

Jika kita melihat pengalaman bertarung kedua pasangan ini dalam pemilihan langsung maka kita dapat dengan mudah melihat hasilnya nanti akan dimenangkan oleh Jokowi JK. Di manapun pertandingan atau kontestasi sangat susah mengalahkan orang-orang yang sudah mengalami kemenangan di dalam dirinya, baik di olahraga, kontestasi seni dan budaya. Para pemenang yang sudah berpengalaman akan susah ditaklukkan.

Maka saya melihat ada perbedaan yang sangat jauh diantara kedua pasangan ini, sekalipun di berbagai media dan dukungan seakan berimbang. Tetapi sebagai orang yang terbiasa menerima hasil penelitian ilmiah, saya berkeyakinan Jokowi JK akan mudah menumbangkan pasangan Prabowo Hatta meskipun mereka didukung 60 persen suara parlemen jika Demokrat mendukungnya secara partai.

Kedua, Jika kampanye telah dimulai, itu artinya kedua pasangan telah memberikan waktu, pikiran dan perhatian yang sama. Selama ini kita hanya memperhatikan Jokowi dan Prabowo saja yang diperhadapkan tetapi Hatta dan JK belum diperhadapkan, berapa besar kontribusi dan pengaruhnya terhadap pemenangan timnya.

Prabowo dengan statusnya yang tidak terikat di eksekutif memberikannya waktu yang full selama ini untuk fokus mengerjakan segala hal yang berhubungan dengan pencalonannya sebagai capres berbeda dengan Jokowi yang baru per Juni diberikan waktunya untuk cuti, sehingga selama ini Jokowi praktis hanya dapat menggunakan waktu nya 2 hari di week end untuk mengerjakan pencapresannya, ini sungguh waktu yang tidak seimbang. Oleh karena itu, jika kita melihat, belum banyak hal yang dikerjakan oleh Jokowi didalam pencapresannya maka itu hal yang wajar dan dapat diterima akal sehat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline