Lihat ke Halaman Asli

Thomson Cyrus

TERVERIFIKASI

Wiraswasta, blogger, vlogger

Dear BW, Hentikan Dramatisasi Penangkapan Anda, Hadapilah Kenyataan!

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14221125771314867071

[caption id="attachment_365973" align="aligncenter" width="300" caption="BW diwawancara wartawan sejak polri membebaskannya (Gambar dari kompas.com)"][/caption]

Dear BW,

Pertama-tama, ijinkan saya, turut prihatin atas apa yang menimpa anda. Kita mengutuk, terhadap siapapun yang sewenang-wenang menyalahkan kekuasaannya demi membalaskan dendamnya pada anda, jika kita menganggap penangkapan dan penetapan anda sebagai sebuah kasus kriminalisasi, bukan kasus hukum yang sebenarnya.

Tetapi saya juga harus mengapresiasi bagi siapapun aparat penegak hokum, yang karena jabatan dan kekuasaan yang diembannya, melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai dengan hokum yang berlaku pula, tanpa memandang bulu, apakah itu aparat, pejabat Negara atau siapapun dengan patokan kita, semua sama kedudukannya di dalam hokum.

Saya mencoba jernih dan netral dalam menyikapi kasus yang menyangkut dengan anda, pak BW. Mengapa? Sampai saat ini, belum ada yang kita kenal, aparat penegak hukum yang benar-benar dapat kita jadikan sebagai suri tauladan, contoh yang baik bagi generasi kita sekarang yang masih hidup. Kita punya dulu yang namanya, Jenderal Hoegeng dan Jaksa Agung, Baharuddin Lopa, selain itu, hampir tidak ada yang dapat dijadikan contoh bagi generasi berikutnya. Anda bayangkan, sejak Indonesia Merdeka, dari tahun 1945 s/d 2015, hanya 2 saja yang dapat dijadikan contoh, selebihnya, tak ada yang dapat dijadikan panutan.

Tadinya kita berharap, dengan lahirnya KPK, kita berharap ada pahlawan-pahlawan hukum, yang bisa benar-benar dapat dijadikan contoh bagi generasi berikutnya, tapi waktu berjalan, kita belum juga mendapatkan sosok yang dapat kita jadikan sebagai legenda, pembela keadilan dan kebenaran.

Itu sebabnya, saya berkata saya jernih dan netral, sebab apa? Ada baiknya pak BW, merenung sejenak, mengapa ini menimpa anda? Terlepas dari ada maksud pihak-pihak tertentu untuk melakukan kriminalisasi terhadap anda, yang harus anda sadari adalah bahwa jabatan anda pak BW sebagai komisioner KPK, banyak berhubungan dan bersentuhan dengan para penjahat, para pencuri, koruptor. Anda seharusnya sadar dan harus mewakafkan diri terhadap tugas itu, dan sebenarnya melihat respon anak dan istri anda, anda sudah menyadarinya. Bahkan yang saya tangkap dari istri dan anak anda, mereka sudah siap untuk hal terburuk sekalipun.

Pak BW yang baik hati, jika demikian halnya, anda menyadari bahwa anda setiap saat bersentuhan dengan para penjahat, seharusnya anda menyiapkan diri menghadapi para penjahat, bukan mempersiapkan diri menghadapi orang-orang baik.

Berhadapan dengan orang jahat, seseorang itu harus lebih kuat, lebih hebat, lebih cerdik, lebih bijaksana, diatas semua itu, berhadapan dengan orang jahat, setiap detik, setiap menit, harus waspada, hati-hati, tidak boleh sedikitpun lengah. Jika tidak hati-hati, maka anda putus.

Kita mengakui, selama anda menjabat sebagai komisioner KPK, kita mengapresiasi keberanian anda, kita harus tepuk tangan akan hasil yang anda peroleh dengan menangkap begitu banyak koruptor kakap. Tetapi ada yang lupa anda lakukan menurut saya pak BW, di waktu-waktu terakhir ini, terutama dalam kasus BG, anda gegabah, anda tidak hati-hati, anda terlalu percaya diri.

Seorang pemimpin yang lupa karena puja puji akan tersandung pak BW, inilah yang saya rasakan dalam kasus anda.

Anda lupa bahwa ini adalah Indonesia, anda lupa bahwa apapun bisa terjadi di Negara ini pak BW. Seorang pemimpin seperti anda seharusnya bijaksana, dapat membaca timing yang tepat, dapat mengeksekusi seseorang tersangka dengan tepat tanpa harus embel-embel yang lain, misal puja-puji teman teman anda yang menurut anda selalu berada di belakang anda. Seorang pemimpin seperti anda seharusnya memproses kasus tertentu sesuai dengan tujuan hukum itu sendiri yaitu untuk keadilan dan kebenaran, bukan untuk semata karena anda termakan emosional (bisa karena merasa hebat, bisa karena marah, bisa karena merasa sukses, dll).

Pak BW yang terhormat, sekali lagi saya prihatin atas kasus yang menimpa anda, tetapi saya sedikit terganggu dengan blow up penangkapan anda, ada begitu banyak dramatisasi, seakan-akan tertangkapnya anda, maka dunia akan runtuh. Hingga setiap saat , wajah anda dan keluargalah yang kami saksikan di televisi televisi, pindah dari satu channel ke channel yang lain, ibarat menonton sinetron, melebihi dari yang seharusnya terjadi.

Pak BW yang terhormat, saya yakin anda sudah mempersiapkan diri anda untuk hal terjelek dalam jabatan anda ini, sekali lagi, lebih karena yang anda tangani adalah kasus kasus orang jahat, bukan orang-orang baik.

Anggaplah penangkapan anda ini sebagai tanda agar anda semakin besar sebagai seorang pemimpin, sama seperti orang bisnis, dia tidak tahu arti nikmatnya untung atau laba jika dia tidak pernah mengalami kerugian. Demikian juga mungkin perjalanan anda, anda tidak akan pernah tahu bagaimana perasaan seseorang yang anda jebloskan ke penjara kalau tidak pernah anda alami, sehingga ke depan anda semakin berhikmat dan bijaksana, agar rasa keadilan kepada yang berhak, benar-benar tercapai.

Pak BW yang terhormat, mari! Hadapilah dengan rasa gentle kasus yang mendera anda ini, kami dari jauh hanya dapat berdoa agar yang terbaik dan kebenaran serta keadilan anda dapatkan.

Anda mungkin tidak tahu, berapa banyak yang tersakiti karena kasus anda. Berapa juta yang menghujat Jokowi, padahal mungkin saja dia tidak tahu sama sekali tentang kasus anda ini, anda mungkin tidak sadari berapa banyak anak bangsa ini yang bertengkar hanya karena anda ditangkap, mengapa itu bisa terjadi, karena ada begitu banyak cinta untuk anda.

Tetapi apalah artinya cinta yang anda dapatkan, kalau dibalik cinta yang diberikan untuk anda, disaat yang bersamaan menghujat orang lain, mencacimaki orang lain, saya pikir bukan itu yang anda inginkan. Bukan kita tidak prihatin dengan kasus anda, tetapi sikap yang benar adalah apa yang ditunjukkan oleh istri anda, dia begitu tenang, dia tidak suudzon, dia tidak berburuk sangka, dia hebat. Demikianlah hendaknya pendukung anda dan teman-teman anda, agar bangsa ini semakin baik, agar bangsa ini, semakin dewasa.

Pak BW yang baik hati, hentikanlah dramatisasi penangkapan anda, cukup sudah wawancara anda saat ini dengan para media, sudah tidak pada porsinya lagi, terlalu di blow up. Benar tujuannya untuk melawan kesewenang wenangan, tetapi ada begitu banyak cara untuk melawan itu. Salah satu caranya adalah hadapi kasus anda dengan iklas.

Kita masih banyak pekerjaan rumah, jangan kita habiskan energy kita hanya untuk ini saja, banyak yang kita persiapkan untuk anak bangsa ini. Marilah kita berdoa bersama, agar yang terbaik untuk anda.

Inilah sepucuk surat untuk anda, semoga anda pak BW, sehat selalu.

Bekasi, 24 Januari 2015




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline