Lihat ke Halaman Asli

Thomas Panji

TERVERIFIKASI

Content Writer

Masa Depan Pekerjaan Setelah Covid-19

Diperbarui: 8 September 2022   23:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Krisis pandemi Covid-19 membayangi ancamana PHK | rmco.id

Covid-19 banyak membuat orang kehilangan pekerjaan. Lalu, bagaimana situasi dari dunia profesi kita di masa mendatang?

“Budaya kerja kita di masa depan sejatinya akan terus dilaksanakan dalam bentuk daring”. Kutipan kalimat tersebut kedengarannya cukup naif untuk dipahami oleh kita yang selalu optimis terhadap akhir dari pandemi Covid-19. Rasa optimis ini tentu saja muncul dari berbagai pemberitaan, yang mewartakan beberapa penemuan dan keberhasilan dari serangkaian uji coba vaksin. Rasa optimis ini tentu sama sekali tidak salah untuk ditanamkan di akal kita masing-masing.

Namun, kita melupakan satu hal yang sangat esensial. Yakni, Covid-19 telah berhasil memaksa kita untuk melahirkan sebuah habitus baru yang lekat dengan berbagai protokol kesehatan. Salah satunya adalah berubahnya budaya kerja kita ke bentuk daring, demi menghindari kerumunan agar tidak saling menularkan. Situasi krisis dari perubahan habitus ini, tidak menutup kemungkinan akan menjadi sebuah bentuk kenyamanan tersendiri bagi kita di masa depan.

Jika habitus ini berkemungkinan menjadi sebuah bentuk “kenyamanan baru”, lalu bagaimana gambaran yang cukup kredibel untuk dapat memahami situasi budaya kerja kita di masa depan? Maka dari itu, dalam tulisan artikel kali ini, penulis akan membahas tentang masa depan pekerjaan kita setelah pandemi Covid-19. Tulisan pada artikel kali ini akan tetap menggunakan sudut pandang dari Jason Schenker untuk melihat fenomena ini secara lebih visioner.

Dalam bukunya yang berjudul Masa Depan Dunia Setelah Covid-19 (2020), Schenker menyebutkan bahwa kita saat ini sedang ada disebuah momen ambivalensi dan titik balik. Ambivalensi mengacu pada munculnya perasaan negatif dari hilangnya sensasi kerja secara fisik, dan munculnya perasaan positif dari berbagai manfaat aktivitas kerja yang dirumahkan, seperti kerja dapat menjadi lebih fleksibel, dapat menghemat uang, terhindar dari penularan dan lainnya.

Sedangkan, konteks dari titik balik disini mengacu pada berbagai kemampuan yang saat ini mungkin bisa dilakukan oleh sebuah perusahaan, yang sebelumnya mungkin mustahil. Beberapa contohnya adalah melakukan lebih banyak kerjasama dengan freelancer, lebih banyak menyerap tenaga kerja fresh graduate, menghapus berbagai biaya operasional yang tidak produktif dan masih banyak lagi. Dua momentum inilah yang kemudian kita kenal sebagai “adaptasi baru”.

Adaptasi inilah yang sejatinya memaksa kita untuk memikirkan dan memikirkan segala bentuk habitus baru yang boleh dilakukan selama mode krisis. Dalam ranah profesi yang saat ini hampir semuanya berubah ke daring, Schenker menemukan ada tiga jenis pekerjaan yang perlahan terlihat petanya. Ketiga jenis pekerjaan tersebut antara lain pekerjaan esensial, pekerjaan pengetahuan dan pekerjaan lapis ketiga atau biasa dikenal sebagai jasa yang menjual produk tersier.

Pandemi Covid-19 mengancam keberlangsungan tren pasar kerja di masa depan | katadata.co.id

Mari kita bahas satu persatu untuk tahu perbedaannya. Pekerjaan esensial adalah jenis pekerjaan yang harus mengutamakan kehadiran. Jenis pekerjaan yang satu ini berkaitan dengan segala sesuatu yang ada dalam lingkaran kebutuhan primer atau yang berkaitan dengan industri lainnya, yang memungkinkan roda ekonomi terus berputar. Pekerjaan-pekerjaan tersebut seperti perawatan kesehatan; manufaktur; pertanian; kebersihan; rantai pasokan; pasar uang dan lainnya.

Jenis pekerjaan yang kedua adalah pekerja pengetahuan. Pekerja pengetahuan yang dimaksud adalah semua orang yang secara teknis dapat mengerjakan semua pekerjaan mereka dari jarak jauh. Jenis pekerja ini, awalnya sangat identik dengan mereka yang berprofesi sebagai freelancer, seperti content writer, desainer, copywriter dan lainnya. Namun sekarang, hampir semua bidang professional, seperti keuangan dan teknologi termasuk pendidikan, bisa dikerjakan dari jarak jauh.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline