Pensiun merupakan momok bagi sebagian bahkan banyak orang. Rutinitas kerja harian akan berubah 360 derajat ketika kita memasuki masa pensiun.
Beberapa perusahaan besar dan BUMN bahkan memberikan pelatihan dan seminar menghadapi masa pensiun kepada para karyawannya yang akan segera pensiun.
Banyak orang masih berharap untuk "dikaryakan" saat sudah pensiun, karena ketakutan akan "kekosongan" hidupnya. Bayangkan, usia sudah memasuki 60 tahun, masih harus bekerja? Memang ada beberapa orang dengan passion: kerja.
Namun sebenarnya masa pensiun adalah masa di mana kita bisa menikmati semua waktu "luang", jika kita sudah siapkan sejak dini.
Masa pensiun bisa menimbulkan depresi bagi sebagian besar orang dengan membuatnya mempertanyakan keberhargaan dan identitas dirinya dalam keluarga maupun masyarakat.
Terkadang, masa pensiun juga bisa menjadi pengingat akan ketakutannya terhadap penyakit dan kematian, karena tubuh semakin menua.
Saya punya pengalaman pribadi tentang hal ini. Ada saudara jauh yang biasa saya panggil Om, beliau ini adalah seorang pekerja keras saat masih usia produktif. Beberapa bulan setelah pensiun, beliau terkena stroke.
Tante saya bilang bahwa beliau stress kepikiran kenapa tidak ada pekerjaan lagi? Tidak ada bawahan yang bisa disuruh ini itu lagi. Tidak ada lagi orang yang "menghormatinya" sebagai pejabat di kantornya.
2 bulan kemudian beliau meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit. Dan ternyata, kejadian seperti ini banyak sekali dihadapi oleh para pensiunan, menjadi pikun, sakit, bahkan meninggal dunia. Post power syndrome kah? mungkin juga.
Sebenarnya, banyak hal-hal positif yang bisa kita lakukan saat/menuju masa pensiun, dan bahkan bisa disiapkan sejak dini. Selain fisik dan finansial, kondisi mental kita akan sangat penting dan menentukan.
Berikut ini adalah beberapa hal (sebagian besar saya bagi dari pengalaman pribadi saya) yang akan mendukung kita untuk tetap menikmati hidup saat pensiun tiba.