Lihat ke Halaman Asli

thomas edison soinbala

Pelajar sekolah

Leonardo Boff "Misteri: Persekutuan Bapa Putra dan Roh Kudus"

Diperbarui: 29 Mei 2024   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Leonardo BoffSumber: wikipedia commons

               Leonardo Boff (lahir 14 Desember 1938). Ia seorang teolog, filsuf, dan penulis. Ia terkenal karena aktif mendukung perjuangan bagi hak-hak kaum miskin dan mereka yang tersisihkan. Ia adalah salah satu pendiri dari Teologi Pembebasan, bersama-sama dengan Gustavo Gutierrez. Ia hadir dalam refleksi-refleksi pertama yang berusaha mengartikulasikan kemarahan terhadap penderitaan dan marginalisasi dengan diskursus iman yang memberikan pengharapan, yang kemudian melahirkan Teologi Pembebasan. Walaupun Ia berkontribusi bagi kehidupan yang luas ini, ia tetap adalah tokoh kontroversial dalam gereja. Boff pernah menjadi imam katolik di biara OFM. Boff bukan hanya memberi dukungannya terhadap rezim-rezim sayap kiri pada masa lampau, tetapi juga karena ia digadang-gadang mendukung kaum homoseksual. Bertahun-tahun Boff memberantas segala kejanggalan hidup baik secara antroposentris maupun secara kosmosentrik yang agaknya kurang diperhatikan selama beberapa dekade lalu. Dalam usahanya melestarikan segala sesuatu yang bersifat kosmosentrik, ia menegaskan bahwa yang memiliki hak asasi bukan hanya manusia melainkan semua yang ada di bumi seyogianya memiliki hak asasi. Dari usaha inilah muncul suatu cabang teologi fundamental yakni eko-teologi. Namun dalam bahasan ini, sedikit kita mengok kea rah lain dari salah satu maha karyanya yang tertuang dalam bukunya yang berjudul Kekristenan: Sebuah Ikhtisar. Pada bagian awal bukunya yang berjudul Kekristenan: Sebuah Ikhtisar ini, Boff menulis tentang Persekutuan Allah Tritunggal yang adalah misteri.

Misteri 

             Misteri adalah sesuatu yang eksis dalam realitas dan tampak tiada dalam realitas. Misteri adalah sesuatu yang dipeluk erat dan dapat disangksikan dalam rasa, tetapi menjelma ketidakhadiran. Sebagaimana yang dikatakan Leonardo Boff; ".....Misteri adalah Misteri, yang hanya dapat diakses sebagai misteri...". Di hadapan misteri, aksara menjadi mati, pandangan memorak dan dalil melantak. Oleh karena itu Leonardo Boff dalam reaksinya yang cukup sempurna, menodong suatu tuntutan bagi kita untuk bersikap secara layak dalam menyikapi misteri, sebab misteri adalah seusatu yang profokatif dan otoriter. Semakin dicari semakin ia meraja dalam kemisteriusan. Segala sesuatu adalah misteri. Kemanapun kita mengarahkan pandangan baik kepada yang bersifat lahiriah maupun batiniah, baik yang kecil maupun yang besar, baik ke atas maupun ke bawah dan bahkan kepada segala sisi dalam seluruh elemen yang termuat dalam jagat raya terutama dalam dimensi yang tak kasat mata kita menemukan misteri. kita hidup dalam, dari dan kita adalah misteri itu sendiri. Misteri tidak dapat dibedah secara paripurna oleh siapapun. Namun Misteri itu sangat mempesona dan menarik untuk mengetahuinya lebih banyak. pada saat yang sama ketika kita menangkapnya, misteri itu mengelak lalu membawa kita kepada yang tidak dapat kita ketahui lalu kita bertanya dan bertanya. Kita mengejarnya tanpa henti, dan meskipun demikian, ia tetap pada hakekatnya sebagai misteri dalam pengetahuan, sambil menghasilkan di dalam diri kita Hasrat yang membabi buta dan rasa hormat yang tak terperikan. Misteri adalah Tak Terbatas. Kecuali orang yang tidak memiliki mata terbuka kepada misteri akan menjalani hidup tanpa melihat apa-apa.

Siapa Itu Misteri?

              Misteri adalah Misteri itu sendiri. Pada mulanya adalah misteri. Misteri itu adalah yang tertinggi adalah Allah. Allah itu misteri. Misteri terus mengungkapkan diri dan menyatakan diri dalam suatu keadaan dinamis, namun tetap merupakan sesuatu yang tidak dapat dijangkau. Misteri secara serentak adalah pengungkapan sekaligus penyembunyian diri yang berkelanjutan. Ia adalah kedatangan dan kepergian abadi. Leonardo Boff secara gamblang menegaskan bahwa Misteri adalah sesuatu yang selamanya tidak dapat dijangkau, bahkan dalam suatu diskursus dan pewahyuan diri. Oleh karena itu maka misteri adalah Bapa. Ia tak tersentuh, tak terselami dan tak dapat ditembus. Jika Misteri adalah Bapa, maka lebih lanjut Leonardo Boff mengatakan bahwa kandungan dari apa yang diwahyukan Bapa dalam tindakan terdalam diri-Nya disebut Putra. Selaras dengan Injil Yohanes 1:1-18, Boff merumuskan siapa itu Putra dari Bapa. Bahwa Ia sejak kekal adalah Anak Allah. Ia adalah firman yang keluar dari misteri dan berseru untuk dikenal, dipahami dan diterima. Ia adalah terang dari terang yang bercahaya menyinari segala sesuatu yang ada dan yang akan ada.

                  Boff menyingkap suatu pewahyuan yang bersumber dari Misteri yang keluar dari Diri-Nya sendiri (Bapa) dan menjadi Putra maka syarat Persekutuan satu dengan yang lain diciptakan. Roh Kudus. Ia adalah Napas yang berasal dari Bapa kepada Putra dan dari Putra kepada Bapa, sehingga membuat Ketiganya menjadi satu misteri Tunggal yang memberi dirinya dan kembali kepada dirnya. Boff menyebut Roh adalah energi Persekutuan abadi di dalam Allah Tritunggal. Berbicara mengenai misteri Tritunggal bukan soal angka yang sekali-kali dapat dijumlahkan, dikalikan, dibagikan atau dikurangkan. Tritunggal adalah Persekutuan yang sedari kekal seirirng sejalan. Ketiganya meragam, berelasi dan menyatakan diri satu dengan yang lain, melalui yang lain dan di dalam yang lain, dan tidak sekalipun tanpa yang lain. Ketiganya selalu dan selamanya bersama. Tritunggal berada pada suatu gambaran yang sangat unik dan mampu melampaui keterbatasan apapun. Dalam ketakterbatasan dan ketakterhinggaan dirinya itulah wahyu itu menakar sehingga manusia dalam keterbatasan dan kelemahannya dalam sikap hormat mencoba menerabas secara berapi-api misteri Tritunggal. Paham wahyu dalam iman Kristen berciri historis, konkret, dan manusiawi; artinya Allah mewahyukan diriNya dalam kesederhanaan dan manusiawi sehingga dalam tataran paling fundamental dapat dialami sebagai yang konkret sebagai yang historis sehari-hari, dalam kata-kata dan tindakan dan paripurna dalam iman. Pengalaman akan Tritunggal selalu berlangung dalam pengalaman konkret yang terikat dalam dimensi ruang dan waktu dalam Sejarah

               Tritunggal adalah pribadi yang unik. Keunikan itu bukanlah angka; karena eksistensi ketiganya tidak dapat didefinisikan secara numeralis. Ketiganya terkait satu dengan yang lain. Sehakekat dan satu. Ketiganya Bersatu sedemikian radikal, saling terjalin sedemikian utuh menyeluruh hingga ketiganya tampil sebagai Allah Persekutuan-kasih Tunggal. Ketiganya adalah sumber Tunggal, ekspolsi dan impolsi permanen tunggal dari ada dan menjadi. Hanya ada Allah Esa- Allah yang sedari kekal mewujud dalam Pribadi Bapa, dalam Pribadi Putra dan dalam Pribadi Roh Kudus. Ketiganya adalah sebelum dari sebelum. Yang ada sejak dahulu, kini dan akan selamanya ada. Ia tidak dapat dijangkau dengan imajinasi dan nalar manusia. Ia tak terbatas. Maka ia tidak dapat dikonversi kepada akal terbatas manusia, yang bisa menjadi lemah, mati, putus asa dan berubah menjadi gila atau menyerah dalam rasa hormat kepada Sang Misteri. Boff menegaskan bahwa boleh jadi inilah yang membuat akal budi gagal menalar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline