Pada suatu hari di bulan Juli, di sebuah sekolah menengah atas di kota kecil, seorang pemuda bernama Rafel memulai perjalanan hidup yang tak pernah ia bayangkan. Rafel adalah seorang siswa kelas satu SMA yang cerdas, berpenampilan tenang, dan memiliki senyum yang selalu membuat orang-orang di sekitarnya merasa nyaman.
Di hari pertama sekolah, matanya bertemu dengan seorang gadis bernama Laras.
Gadis itu memiliki wajah yang lembut dengan senyum yang memikat, serta mata yang berbinar penuh kehidupan. Sejak pertemuan pertama itu, Rafel merasakan sesuatu yang berbeda dalam hatinya---sebuah getaran lembut yang kemudian ia sadari sebagai benih cinta.
Meskipun hubungan mereka awalnya hanya persahabatan, perlahan-lahan perasaan cinta mulai berkembang di antara Rafel dan Laras. Masa-masa SMA mereka dipenuhi dengan kebahagiaan dan keceriaan.
Rafel dan Laras sering menghabiskan waktu bersama, baik itu belajar di perpustakaan, berbagi cerita di bawah pohon besar di halaman sekolah, maupun menikmati senja di tepi danau yang tak jauh dari rumah Laras.
Cinta mereka tumbuh secara alami seiring berjalannya waktu, sehingga dengan penuh keyakinan dan percaya Rafel memberanikan dirinya mengungkapkan perasaannya kepada Laras. Di tepi danau di mana biasanya mereka menghabiskan waktu senja.
Laras, aku mencintaimu, sayang kepadamu, mau gak kamu menjadi pacarku? Dengan senyum manis, Laras terdiam sejenak, hatinya berbunga-bunga, karena penantiannya selama satu tahun terjawab sudah.
Rafel, bukankah kebersamaan kita selama ini, adalah jawabannya? Dan akhirnya keduanya saling memberi perhatian dan dipenuhi janji-janji indah tentang masa depan.
Rafel adalah seorang siswa yang dikenal cerdas dan selalu penuh energi. Di antara teman-temannya, dia adalah sosok yang ramah dan mudah diajak berbicara. Tetapi, hanya beberapa orang yang benar-benar mengenal sisi terdalam dari dirinya.
Laras, kekasihnya, adalah salah satunya. Di depan Laras, Rafel selalu menunjukkan wajah bahagia dan penuh cinta.