Lihat ke Halaman Asli

Thomas Yoga

Mahasiswa

Penanganan OPT

Diperbarui: 24 Oktober 2022   02:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) adalah semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian tumbuhan , gangguan yang terjadi dapat berupa kerusakan fisik, gangguan fisiologi dan biokimia, atau kompetisi hara terhadap tanaman budidaya (Ukuran OPT dibagu menjadi dua yaitu makro dan mikro. Sedangkan OPT terdiri dari 3 jenis kelompok yaitu patogen, gulma, dan hama. Berdasarkan serangganya OPT dibagi menjadi tiga yaitu hama, patogen penyakit, dan gulma.

            Hama adalah semua hewan yang sumber makanannya berasal dari tanaman, sehingga membuat tanaman menjadi rusak dan membuat rugi secara ekonomis. Sifat hama tidak dapat menular kecuali membawa dan mengandung vector penyakit. Hama sendiri merupakan hal yang dihindari oleh petani karena dapat membuat kerugian secara besar. Hewan yang dapat menjadi hama antara lain serangga, tungau, tikus, burung, dan mamalia besar. Contoh rincinya adalah sebagai berikut: insekta (serangga), moluska (bekicot, keong), rodenta (tikus), mamalia (babi), nematoda.

            Patogen penyakit adalah mahkluk hidup berssifat parasit yang menimbulkan peyakiit pada tanaman. Penyakit tumbuhan dapat menyebabkan keterbatasan dalam menanam di suatu geografis tertentu sekala luas, karena hancurnya spesies tertentu karean patogen tersebut (Agrios, 1977). Patogen penyakit dapat menyebabkan kerugian secara ekonomis yang sangat berdampak. sehingga tanaman sakit dan menimbulkan kerugian secara ekonomi. Patogen yang dapat menyebabkan penyakit tanaman antara lain adalah golongan jamur (cendawan), bakteri, molikut (bakteri tanpa dinding sel), nematoda, protozoa, virus dan viroid (partikel yang menyerupai virus), serta tumbuhan berbiji tingkat tinggi yang bersifat sebagai parasit.

            Gulma adalah mahkluk hidup berupa tanaman yang kemunculannya tidak diharapkan oleh manusia. Gulma merugikan apabila hidup di dekat tanaman budidaya karena menjadi kompetitor sehingga dapat membuat tanaman utama menjadi kekurangan nutrisi dan sinar matahari. Hal tersebutlah yang membuat pertumbuhan tanaman menjadi tidak normal. Contoh gulma ialah rumput, semak, dan lain-lain yang dapat mengganggu tanaman pertanian utama.

            Untuk mengurangi kerugian tanaman  karena adanya OPT maka perlu dilakukan perlindungan tanaman. Perlindungan yang dimaksud untuk mengurangi kehilangan hasil, meningkatkan ketahanan pangan, dan meningkatkan pendapatan petani. Untuk melakukan upaya perlindungan tanaman maka tidak disarankan menggunakan pestisida sintetik dapat menyebabkan kematian pada hewan-hewan non-target seperti burung, ikan, binatang ternak, dan musuh alami OPT, bahkan manusia pun dapat mengalami keracunan akibat terlalu banyaknya konsentrasi insektisida sintetik di lingkungannya. Langkah lain dalam melakukan pengendalian OPT ialah dengan memanfaatkan predator alami dari OPT tersebut, kedua melakukan pengendalian secara fisik dengan memperhatikan lingkungan abiotik (suhu, penyinaran matahari, kelembapan).

            Lebih detailnya dari pembahasan di paragraph sebelumnya ialah menganjurkan pengendalian OPT secara alami. Pengendalian ini berjalan sendiri tanpa kesengajaan manusia. pengendalian alami disebut juga sebagai keseimbangan alami (balance of nature), yaitu penjagaan jumlah populasi suatu organisme dalam kisaran batas atas dan batas bawah tertentu sebagai hasil tindakan pengelolaan lingkungan keseluruhan baik lingkungan biotik maupun abiotik (Huffaker et al, 1971). Karena dengan adanya pengedalian secara alami maka dapat mengurangi resiko terbunuhnya musuh alami (predator OPT).

            Selain dengan pengedalian alami penggunaan pestisida nabati juga dianjurkan untuk menggantikan pestisida kyang berbahan dasar kimia. Pestisida nabati adalah pestisida berbahan dasar dari tanaman langsung atau dari hasil tanaman. Beberapa teknik yang umum digunakan untuk memproduksi pestisida nabati diantaranya dengan teknik merendam, mengekstrak atau merebus bagian tertentu dari organ tanaman yang mengandung insektisidal tinggi (Al-Fifi 2006; Morya et al. 2010; Acda 2014). Penelitian Indiati dan Marwoto (2008) menunjukkan penggunaan serbuk biji mimba cukup efektif mengendalikan hama kutu kebul, ulat grayak, dan hama penggerek polong kacang hijau Maruca testulalis, hal tersebut dikarenakan biji mimba dapat menurunkan nafsu makan dari hama tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline