Lihat ke Halaman Asli

Kilas Balik Ghazwul Fikr

Diperbarui: 8 Juni 2019   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siapakah penggagas batu pertamanya? Iblislah peletak ghazwul fikri (perang pemikiran). Bagaimana uletnya Iblis melakukan pendekatan kepada Adam dan Hawa dengan berperan seperti musang berbulu domba. Berkat ketekunannya, akhirnya Iblis berhasil mecuci otak Adam dan Hawa. Bukankah Adam seorang Rasul? Bukankah Adam mengetahui firman Allah tentang larangan itu? Ya begitulah, derasnya informasi yang terus dijejalkan Iblis kepada Adam bisa mengikis keimanan Adam.
Lebih tepatnya, membuat Adam lupa dengan perintah dan larangan Allah, lupa mengingat Allah, lupa dari jalan Allah, lupa membaca kitab Allah, dan sebagainya. Penyakit lupa ini akan terus dilancarkan oleh Iblis dan antek-anteknya kepada kita semua. Adam dan Hawa pun baru tersadar setelah mereka mencicipi buah pohon terlarang itu.
Inilah tujuan akhir ghazwul fikri. Jangka panjangnya pemurtadan. Jangka pendeknya pelarutan kepribadian (tidak bangga dengan identitas Muslim), dekadensi moral (pemerosotan akhlak), pemikiran liberal, pelucutan akidah, dalam arti tidak masalah secara identitas agamanya Islam tapi perilaku sehari-harinya jauh dari tuntutan Islam.
Beruntunglah Adam cepat bertaubat. Tapi Iblis tak cukup berhenti dengan kasus Adam saja. Target berikutnya adalah Qabil, putra pertama Adam. Ketika Qabil dan adiknya Habil diperintahkan berkurban oleh Allah. Qabil terus digosok-gosok Iblis agar pelit berkurban sehingga menyerahkan yang kurus. Sementara Habil yang hanif mengurbankan kambing yang gemuk.
Tentu saja yang diterima kurbannya Habil, Tapi Qabil tak bisa menerima, lalu darah Qabil pun mendidih, pikirannya sumpek, amarah membuncah, sehingga melahirkan satu keputusan yang belum pernah ada dalam sejarah manusia, pembunuhan. Terjadilah pembunuhan pertama manusia dengan aktor utama Qabil. Dan tahukah siapa sutradaranya? Tentu saja Iblis yang selalu tertawa terbahak-bahak ketika menyaksikan keberhasilannya menyesatkan manusia.
Iblis akan selalu memotivasi para pengikutnya agar rajin-rajin melakukan ghazwul fikri, cara ampuh untuk memelesetkan manusia, menggelincirkannya dari jalan Allah yang lurus. Semua strategi akan digunakan Iblis, baik terang-terangan maupun cara yang sangat halus.
Inilah ghazwul fikri, pemutarbalikkan fakta. Yang jahat dibilang baik, sementara yang baik dijelek-jelekkan. Intinya, maling teriak maling. Maka yang bisa melihat yang haq itu haq dan yang batil itu batil, itulah manusia-manusia yang tidak terpancing dengan umpan yang diberikan iblis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline