Lihat ke Halaman Asli

Pelita Kerendahan Hati

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1411480072176186686

Bila disanjung, merendahlah

Bila direndahkan, berbahagialah

Bila tidak dianggap, senyumlah

Bila tidak disukai, tenangkan hati

Bila diagungkan, waspadalah

Bila ditinggikan, berhati-hatilah

Bila dibenarkan, tanyalah lagi

Bila disalahkan, evaluasi lagi

Bila hampa, carilah kesegaran

Bila lemah, kuatkan semangat

Bila jatuh, bangunlah secepatnya

Bila tak ada yang mengerti, jalan saja

Bila dicaci maki, diamlah

Bila dicibir, Tak usah diurusi

Bila difitnah, jangan membela diri

Bila ditekan, belajarlah menyelaraskan.

Penerimaan bukan dengan pembenaran, sikapnya terlihat dalam kerendahatian. Bila masih ada ego untuk melawan apa saja, gerak ketulusan masih terkontaminasi juga.

Ada yang melawan disangka benar, ada yang tidak melawan disangka salah. Ada yang diam saja disangka tidak punya pendirian, ada yang selalu tenang untuk memahami ketiganya.

Rendah hati itu bagai minyak bagi tubuh. Nyala kepribadian jadi pelita hatinya. Harumnya bagai cahaya berpendar terang. Tak terlihat namun membawa perubahan.

Pelita kerendahan hati menerima kehidupan dibumi sebagai kehendak Ilahi tak pernah lari, hadapi semua ini.

Salam Damai




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline