Lihat ke Halaman Asli

MEA, Ancaman atau Tantangan ?

Diperbarui: 2 November 2015   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelombang protes di Tunisia yang dengan cepat menjalar ke Mesir, Spanyol dan seluruh dunia hingga ke Wall Street dimana terjadi ketidaksetaraan khususnya di AS sebanyak 1 persen dari populasi, mengontrol hampir lebih dari 40% kekayaan dan menerima 20% lebih dari pendapatan.

Kutipan berita di atas Merupakan salah satu isu globalisasi yang tengah hangat terjadi beberapa waktu kebelakang, menelisik dari fenomena tersebut, Mengapa Hal tersebut bisa terjadi?

Maraknya jejaring produksi lintas negara dan mudahnya mengakomodasi perkembangan perdagangan antar negara merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya hal tersebut.

Pada saat ini sebagai efek dari berkembangnya era globalisasi maka perekonomian suatu negara akan semakin terintegritas dengan negara lain baik dalam satu kawasan maupun dunia. Salah satu integritas ekonomi yang ada seperti yang kita tahu adalah ASEAN. Pada 2007 lalu, para pemimpin ASEAN setuju untuk mempercepat suatu inisiatif ambisius untuk mengintegrasikan perekonomian dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community) pada tahun 2015 ini.

Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, apakah bangsa ini sudah cukup siap dalam mempersiapkan diri menghadapi peng Integrasian Sumber Daya Manusia (SDM) se-Asia Tenggara tersebut ?

Jika dilihat dari kondisi ekonomi sekarang dan sumber daya manusia kita, mungkin bisa dikatakan kita belum seratus persen siap untuk menghadapi MEA. Namun meski begitu, bukan berarti kita tidak mampu untuk bersaing dengan masyarakat luar.

Dapat kita saksikan di media masa saat ini bangsa kita seperti sedang mengalami krisis kepercayaan diri, kita sedikit sulit menerima dengan apa yang dinamakan perubahan khususnya phobia terhadap perubahan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah (Sebagai Contoh : Kenaikan Harga BBM , perubahan sistem kurikulum dan melemahnya mata uang rupiah). Padahal beberapa diantaranya berhasil membawa perubahan ke hal yang positif seperti pengalihan subsidi ke sektor produktif (pembangunan infrastruktur) yang memicu investor dan menambah cadangan devisa negara kita.

Saya percaya bahwa bangsa ini memiliki masyarakat yang cerdas, hanya budaya Skeptis Terhadap Perubahan lah yang menjadi penyebab bangsa kita sulit untuk berkembang hingga saat ini. Oleh karena itu marilah kita tingkatkan kualitas diri kita dalam menyambut MEA di tahun ini dan optimis bahwa kita bisa bersaing dengan bangsa lain untuk menjadikan Indonesia menjadi lebih baik lagi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline