Lihat ke Halaman Asli

Diam Itu (Tidak Selamanya) Emas

Diperbarui: 17 Juni 2015   17:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“Kalau kamu dipanggil-panggil atau digoda laki-laki di jalan, diamkan saja, toh nanti mereka capek sendiri”

Nasihat mama saya pada saat saya berumur belasan tahun ini terkesan familiar. Mungkin ibu anda pernah memberi nasihat serupa, atau bahkan anda sebagai orang tua juga menyarankan hal yang sama kepada anak. Nasihat itu selalu terngiang dan saya terapkan, sampai di beberapa bulan lalu.

Saya sedang jogging di suatu lapangan publik di pagi hari. Di lapangan tersebut banyak laki-laki tukang kuda, menjajakan pengalaman naik kuda. Saya berlari mengitari lapangan sekitar setengah jam, dan selama setengah jam tersebut, ada satu ‘mas-mas’ yang menggoda-goda dan memanggil-manggil saya. Saya diamkan dengan harapan dia akan capek dan tahu sendiri bahwa saya bukanlah perempuan yang senang digoda-goda. Sampai akhirnya saya stretching pendinginan, dia memanggil-manggil lagi, bahkan dengan sebutan yang lebih berani : “Blackie!” (karena saya sedang pakai baju hitam), atau “Mbak, minta nomor HP dong!”. Saya kesal sekali, tapi masih berusaha kalem. Dalam hati saya berjanji “Kalau dia panggil sekali lagi, gue samperin tuh org kasih pelajaran!!!!”
Ternyata alam semesta ingin saya memarahi mas itu, karena dia memanggil saya lagi. Dengan segenap keberanian, saya menghampiri dia. Kemudian percakapan ini terjadi :
Saya : “Kenapa? Mau nomor telpon?”
Tukang Kuda : “emm.. emm.. iya”
Saya : “ Saya kasih nomor telepon ya, tapi nomor telepon sekolah! Biar mas bisa daftar trus sekolah trus belajar kalau nggoda-godain perempuan di jalan itu GAK SOPAN! Mau gak???”
Tukang Kuda : (salah tingkah dan melihat2 temannya) “hm..gak mau…”
Akhirnya saya tinggalkan mas-mas tersebut, dengan super kesel, puas, tapi juga takut dikejar pake kuda. Hahahaha

Anyway, mulai sejak saat itu, saya tidak lagi mengikuti nasihat mama saya. Mama saya bilang, nanti mereka akan capek sendiri. Nyatanya???? 10 tahun berlalu dan mereka nggak capek-capek juga godain perempuan! Saya sadar kalau ‘diam’nya saya tidak akan membawa kebaikan bagi perempuan-perempuan selanjutnya yang akan digoda-goda. Tadi saya berjalan kaki dari ujung jalan Balai Pustaka – Apotik Rini (yang jaraknya paling hanya 500 meter), saya dipanggil-panggil 4 ORANG MAS-MAS! Dan 3 dari mereka kena tegur dari saya. Rasanya mereka seperti punya ‘kewajiban’ harus menggoda kami. (Btw, saya tidak memakai pakaian yang ‘provoking’. Saya memakai celana panjang jeans dan atasan berlengan 3/4)

Budaya yang mencerminkan kelakuan tak berpendidikan ini sangat mengganggu buat kami para perempuan. Kami merasa tidak nyaman berjalan di mana saja, dengan adanya keengganan harus mendengarkan mas-mas iseng yang memanggil-manggil (biarpun hanya sekadar “Halo neng..”). Perilaku ini adalah hasil pemikiran mereka yang kurang update, belum tersentuh pendidikan yang baik, bahwa perempuan adalah objek kesenangan mata mereka dan bisa mereka rendahkan atau sekedar mereka ganggu iseng saja. Pola pikir primitif ini makin menjadi dengan diamnya kita ketika mereka mengganggu kita.

Saya mau mengajak semua pembaca untuk SPEAK UP! Tegur para mas-mas ketika mereka mengganggu atau menggoda. Paling tidak, mereka akan tahu kalau kamu (mewakili semua perempuan) tidak terima diganggu. Buat laki-laki, tegur kalau melihat kaum laki-laki lain melakukan perbuatan nggak beradab itu. Saya yakin, bila semua perempuan punya budaya berani menegur ketika diganggu, mereka (para mas-mas) pasti lama-lama akan capek sendiri. Pasti capek kan kalau dimarahi? Hihihi.

Tindakan kecil bila dilakukan secara kolektif akan memberikan dampak besar. Kita bisa menciptakan masyarakat, dimana perempuan bebas berjalan tanpa khawatir dipanggil-panggil, dan perempuan bebas berpakaian tanpa takut digoda mas-mas tengil. (Hey it rhymes!)

Kadang diam adalah emas. But most of the time, it is not 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline