Iya, sesuai dengan judul pada artikel ini, Apakah benar bayi saat usia dalam kandungan maupun masa pertumbuhan bisa menjadi lebih pintar jika mendengarkan musik klasik?
Sebelum kita menjawab dan membahas pertanyaan diatas, apakah pembaca sudah mengetahui apa itu musik klasik? Musik klasik merupakan istilah luas yang biasanya mengarah pada musik yang dibuat di atau berakar dari tradisi kesenian Barat, musik kristiani, dan musik orkestra, mencakup periode dari sekitar abad ke-9 hingga abad ke-21. Musik klasik berciri khas memiliki tempo yang cukup lambat, tetapi juga ada yang cukup cepat.
Musik klasik biasanya disamakan dengan musik orkestra karena memiliki alunan nada, tempo, birama, dan ciri khas lain yang sama. Biasanya musik klasik mengikut-sertakan beberapa alat musik yang dominan seperti biola, trompet, trombone, dan piano. Hanya sedikit alat musik diikut sertakan dalam permainan musik klasik. Musik klasik memiliki efek tersendiri bagi pendengarnya.
Biasanya saat pendengar mendengar alunan musik klasik, mereka akan merasa lebih tenang, lebih relaks, dan lebih “teratur” karena simfoni musik klasik yang begitu indah dan teratur. Tapi ada beberapa orang yang menganggap musik klasik sebagai musik yang “menyeramkan” karena musik klasik bertemakan zaman abad 19an, atau karena musik klasik menyimpan misteri sendiri. Tapi itu hanya bagi “mereka” saja yang memiliki pandangan berbeda terhadap musik klasik. Tetapi pada artikel ini kita akan membahas tentang manfaat musik klasik bagi manusia terutama bagi otak.
Jadi, apakah benar bayi saat usia dalam kandungan maupun masa pertumbuhan bisa menjadi lebih pintar jika mendengarkan musik klasik? Ya benar. Mengapa? Bagaimana bisa? Musik klasik memiliki “kemampuan” tersendiri untuk merangsang otak manusia. Salah satu musisi klasik yang terkenal dan paling sering didengarkan hasil karyanya adalah Mozart. Banyak orang tua yang percaya bahwa memperdengarkan musik klasik kepada sang buah hati dapat membuat si buah hati menjadi lebih cerdas, dan karya Mozart adalah musik klasik yang paling sering didengarkan si ibu maupun diperdengarkan kepada si buah hati.
Memang belum pernah ada penilitian tentang bagaimana efek musik klasik terhadap perkembangan otak si bayi. Tetapi, sudah ada penelitian mengenai efek dari mendengarkan musik klasik Mozart terhadap mahasiswa pada tahun 1993 oleh Rauscher, Shaw, dan Ky. Awalnya, penelitian ini dilakukan untuk mengukur efek dari mendengarkan musik Mozart terhadap penalaran spatial, bukan untuk mencari tahu apakah mendengarkan musik Mozart bisa membuat pintar.
Hasil penelitian memang menunjukkan bahwa mendengarkan musik Mozart bisa meningkatkan kecerdasan spatial yang sifatnya hanya sementara. Namun, hasil penelitian kemudian disalahpahami. Yang benar adalah, tempo musik yang teratur memberi pengaruh sama seperti meditasi, yang berarti bersifat menenangkan, bahagia, dan hal itu mampu merangsang otak di area “kreatif”nya.
Musik klasik merupakan musik yang sangat tepat bagi Ibu yang sedang hamil juga anaknya yang masih berada dalam usia kandungan, karena musik klasik yang bersifat tenang, teratur dan memiliki alunan melodi yang sangat indah ini dapat membuat si bayi merasa tenang, dapat merangsang otak bayi yang masih berada dalam tahap pembentukan sel otak, dapat membuat bayi merasa bahagia, dan efek dari musik klasik ini dapat dilihat di kemudian hari saat si bayi sudah memasuki umur anak-anak, seperti pintar dalam pelajaran matematika, memiliki kreatifitas tinggi, dan sebagainya. Bagi ibu yang sedang mengandung, musik klasik ini dapat membuat si ibu merasa tenang, bahagia, menguatkan hubungan emosional antara ibu dan anak, dapat memberi si ibu suasana relaksasi, terjauh dari stress.
Jadi, musik klasik ini memang luar biasa bermanfaat, baik bagi Ibu yang sedang mengandung, bayi yang berada dalam usia kandungan, anak-anak, maupun mahasiswa. Musik klasik bisa diperdengarkan oleh siapa saja, kaum apapun dan dalam situasi apapun, sebagai guna untuk relaksasi, mendapatkan ketenangan.
Sekian merupakan manfaat dari musik klasik. Semoga menjadi manfaat bagi pembaca. Mohon maaf jika ada salah kata. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H