Assalamualaikum wr.wb.
Salam dan Bahagia,
Alhamdulillah pada kesempatan kali ini saya diberi kesempatan untuk menuliskan refleksi diri terkait dengan penerapan budaya positif.
Pembaca yang berbahagia, Dengan melakukan refleksi ini diharapkan guru senantiasa belajar serta belajar menilai diri agar dapat meningkatkan kemampuan dirinya di masa depan.
Adapun model yang saya gunakan dalam penulisan jurnal ini adalah 4F (Facts, Feelings, Findings, Future).
1. Facts (Peristiwa)
Menjadikan filosofi KHD sebagai dasar untuk menjadikan saya sebagai seorang guru penggerak yang tergerak, bergerak dan menggerakkan. filosofi pendidikan KHD yang mengajarkan bahwa pendidikan adalah "Menuntun" segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat. Pendidik ibarat Petani, yang bertugas menumbuhkan tumbuhan sehingga menjadi tumbuhna yang bermanfaat, ketika merawat dan menumbuhkan tumbuhan tentu petani akan merawat sesuai dengan jenis kebutuhan tumbuhan, karena kebutuhan tumbuhan tidak akan sama perlu perlakuan yang berbeda pada setiap tumbuhan, tugas petani tersebut sama dengan tugas pendidik.
Hal ini sejalan dengan Nilai Guru Penggerak yaitu "berpihak pada murid" dan Peran Guru Pengerak yaitu "menjadi pemimpin pembelajaran". Pembelajaran dengan filosofi KHD dan siswa yang memiliki profile Pancasila akan tercapai. Hal itu akan saya tuangkan dalam visi saya sebagai guru penggerak. Visi guru penggerak dapat diwujudkan dalam pembuatan BAGJA prakarsa perubahan. Visi saya adalah mTerwujudnya generasi beriman dan bertaqwa, berbudi pekerti luhur, memiliki kompetensi bernalar kritis, mandiri, berjiwa kolaborasi, kreatif dan berinovasi dengan berlandaskan iman dan taqwa.
Banyak sekali ilmu yang saya dapatkan saya mendapat pengetahuan baru tentang paradigma stimulus respon dan teori kontrol. Dengan mempelajari secara mandiri tentang stimulus respon dan teori kontrol, saya termotivasi untuk memahami dan menerapkan perubahan paradigma stimulus respon menjadi teori kontrol dalam mengidentifikasi perilaku anak.
2. Feelings (Perasaan),
Perasaan saya saat mempelajari sangat senang sekali karena saya bisa mempelajari ilmu baru dan menyadari tentang kesalahan-kesalahan yang sudah saya lakukan. Selain itu dapat ilmu baru bagaimana cara kita membuat suatu visi guru penggerak, karena tidak bisa asal membuatnya. Ada langkah yang harus dilakukan sesuai Pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan strategi BAGJA yaitu Buat Pertanyaan, Ambil Pelajaran, Gali Mimpi, Jabarkan Rencana, dan Atur Eksekusi. Budaya positif saya dapat pengetahuan baru tentang cara menyelesaikan kasus siswa di sekolah. Saya juga dapat menerapkan segituga restitusi dalam penanganan sebuah kasus. Dengan segitiga restitusi ini anak-anak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri sesuai dengan keyakinan kelas yang telah dibuat. Selain itu, saya juga dapat memposisikan diri saya sebagai seorang manajer sesuai teori 5 posisi kontrol dalam sebuah kasus. teori tersebut tentu berguna dalam menyelesaikan terkait dengan disiplin di sekolah, yang selama ini ternyata banyak disiplin negatifnya.