Lihat ke Halaman Asli

Theza Elisheva

Fresh Graduate

Aku atau Kamu yang Toxic?

Diperbarui: 7 November 2021   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Love. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Prostooleh

Namaku El, seorang yang tidak terdeteksi gendernya dan saat ini berusia 23 tahun. Aku ingin bercerita kepada kamu yang membaca ini  sebagai pelipur lara ku karena aku tau dari kemarin orang yang aku sayangi tidak tahu kalau aku bertahan demi rasa sayang ku yang besar kepadanya. 

Aku selalu merasa dunia ini aneh, selalu dipertemukan dengan seseorang yang berbeda kepercayaan dengan ku. Sampai-sampai aku selalu bertanya pada Tuhanku, "Tuhan, maunya apa dari aku? Emang aku harus apa Tuhan?", sangking sudah terlalu seringnya berduka seperti ini dan nasibnya selalu sama "agama kita berbeda, apa yang mau dipaksakan?".

Aku cuma berpikir saja, kalau sekarang Tuhan kasih aku seperti ini lalu selalu diakhiri seperti itu apa ada yang salah dari aku? Aku itu orangnya kalau sudah menyanyai orang benar-benar totalitas haha, karena aku tau rasanya mempertahankan hubungan memang tidak mudah. Tetapi pasangan ku lah yang mudah menyudahinya. Aku sepertinya tidak pernah memutuskan orang yang ku sayang. Walaupun aku tahu ia memiliki cara pandang dan kebiasaan yang berbeda, aku selalu coba untuk menerimanya. Mungkin aku bisa disebut pasangan yang tulus? 

Oh iya, aku juga mau kasih tahu, entah kenapa juga mantan-mantan ku itu selalu mengurangi rasa sayang perlahan-lahan, jadi rasa sayang dia tidak konsisten. Kenapa pada begitu ke aku ya? Memang aku salah apa ya ke mereka?

Menurut aku ya, perbedaan di dalam hubungan kan wajar ya, tinggal sama-sama menerimanya saja dengan mencari solusi. Ya aku menyimpulkan secara gampang misal pasangan ku inginnya aku seperti apa, berarti aku juga bisa bilang pada pasangan ku apa yang aku inginkan dari dia. Eh tapi ternyata ga semulus itu:( Eh tapi malah jadinya selalu berantem:(

Aku sih merasanya aku sama pasangan ku selalu mendapatkan "zing" dari sejak awal. Kamu tau ga zing itu apa? Zing tuh jadi kayak klik gitu, tapi aku juga gatau sih ini penyebutan asing atau gimana... Yaa cuma memang seiring waktu banyak problem dan akhirnya salah satu dari kami pasti ada yang tidak merasakan zing lagi. 

Aku ingin dia mengerti betapa sayang nya aku kepadanya, aku ingin dia memahami kalau berhenti bukanlah jawaban yang aku inginkan. 

Iya sih memang selama ini kami berdua merupakan orang yang sama lah keras. Sebenarnya sesama keras itu tak apa, tapi mungkin cara yang paling tepat adalah jika salah satu lagi keras maka yang satu nya harus melunak.. Ya, aku sadar selama ini aku salah besar dalam memaknai hubungan kasmaran. Berkaca dari masa lalu kalau aku yang selalu bisa mengerti mantan-mantan ku dan akhirnya semenjak aku bertemu orang yang bisa mengerti aku, aku malah memilih berhenti untuk menjadi aku yang dulu bersama mantanku dan menunggu dia yang selalu berusaha untuk aku. Aku salah ya:( aku salah tidak memberitahunya dari awal.. 

Beberapa hari yang lalu kami bertengkar hebat dan dia mengeluarkan semua amunisi kekesalannya. Wah tidak terbayangkan, aku hanya membaca,terdiam, menangis, dan termenung. Tanganku bergetar dan aku tak bisa berkata apa-apa lagi. Hari ini pun aku masih memperjuangkan dia kok. Ah aku menulis ini sambil menangis lagi. :(

Aku tidak menginginkan perpisahan ini kalau bisa, aku rindu dia yang dulu, aku rindu bagaimana caranya memperlakukan ku sebagai orang yang spesial di matanya. Andai saja dia membaca ini dan mengejarku. 

By the way, aku dengan mantan-mantan ku yang sebelumnya tidak pernah menuliskan cerita seperti ini. Kalau sampai aku melakukan hal yang berbeda dari sebelum-sebelumnya, berarti tandanya apa ya menurut kamu? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline