Lihat ke Halaman Asli

Siapa Temanku

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Hai temanku, met pagi!”

“Pagi!”

“Hallo, teman terbaikku telah datang. Pagi yang cerah, ya!”

“Eh, err, iya.”

Arnol agak heran dengan suasana kelas hari itu. Semua orang baik padanya. Mereka ramah, tidak seperti biasanya.

“Hei, Arnol, bagaimana persiapanmu menjelang ujian? Pasti sudah siap 100 %, ya?” Tanya Bob sambil menepuk bahunya.

“Ah, tidak. Biasa aja, sama seperti hari-hari yang lain.

“Oh, ya Arnol, jangan lupa, ya, nanti conteki kami buat ujian.”

“Emm, b baik deh.” Jawab Arnol ragu.

Hari itu, Arnol serasa mendapatkan kembali teman-temannya yang hilang. Dia sudah lama ingin memiliki teman sebanyak itu. Namun selama tiga tahun di SMA, hanya Edo yang mau menjadi teman sejatinya. Tidak ada yang mau berteman dengan Arnol. Entah kenapa, dia sendiri tidak tahu.

Setiap orang yang melihat Arnol seolah berlomba-lomba untuk berbuat baik pada Arnol. Mulai dari membawakan tasnya, mengajaknya ngobrol,bahkan ada yang mentraktirnya makan di kantin seharian penuh. Yang jauh mendekat, tak ingin kalah berbuat baik pada Arnol. Hari itu, entah sampai kapan, Arnol seolah menjadi selebriti top yang dipuja-puja dan diidolakan di SMAnya.

Arnol berjalan kaki pulang dari sekolah. Seperti biasa ia berdiri di tepi jalan menunggu angkot abu-abu yang akan mengantarnya pulang.

“Arnol, ayo naik! Biar aku antar pulang.” Bob menawarkan motornya pada Arnol. Arnol naik dan diantar Bob sampai ke rumahnya.

“Makasih ya, Bob!”

“Sama-sama. Selamat siang!”

Arnol senang sekali sepanjang hari itu. Karena semua orang baik padanya. Ia menari-nari memasuki rumahnya seperti anak kecil mendapatkan balon

Tak terasa, ujian akhir tiba. Arnol siap siaga datang ke sekolahnya. Dia pun berjanji akan membantu teman-temannya nanti. Kenapa? Karena teman-temannya baik padanya.

Hari pertama, semua berjalan aman. Hari kedua ujian, tidak ada pengawas yang tahu kalau Arnol menconteki teman-temannya. Namun, di hari terakhir, perhitungan Arnolsalah. Tangannya gemetar saat menulis contekan di atas kertas. Tanpa disadarinya, pengawas telah berada di sampingnya. Serta merta lembar jawaban Arnol ditarik, Arnol pun dimasukkan dalam lembar acara. Ia diusir dari ruang ujian dan yang pasti, nilai ujiannya nol untuk mata ujian itu.

Saat itulah keadaan berubah, teman-temanny ayang akhir-akhir ini akrab dan baik padanya perlahan-lahan mulai menjauhinya dan mengabaikan kehadiran Arnol. Semua kembali ke keadaan semula, tak ada satu pun menganngap Arnol sebagai teman.

Puncaknya saat pengumuman kelulusan. Saat semua orang menangis terharu karena melihat kata “lulus” tertulis di papan pengumuman, Arnol justru histeris. Ia gagal. Ada satu mata ujian bernilai nol. Ia memukul-mukul meja di kelasnya.

Semua orang memandang ke arahnya. Mereka terdiam.

Sesaat keriangan terhenti.

Namun, sesaat kemudian keadaan kembali ramai. Tawa, canda, dan tangis haru para siswa yang lulus seolah tidak ingin tahu bahwa ada satu siswa yang gagal di sana, Arnol.

Arnol keluar, menemui Edo.

“Edo, aku gagal.”

“Oh, jangan sedih!”

“Do, aku ngga lulus, gimana aku ngga sedih?”

Edo terdiam membiarkan ARnol larut dalam tangisnya.

“Salah kamu, Arnol. Kamu terlalu baik pada orang. Sahabat kamu selama ini Cuma aku. Tapi saat kamu mendapat teman-teman baru, kamu sama sekali lupa denganku. Mudah sekali tertipu oleh kebaikan dan siasat orang. Padahal orang pintar seperti kamu sering dimanfaatkan oleh orang lain.” Kata Edo.

Arnol berhenti menangis, ia sadar akan kebodohannya selama ini.

“Tapi, Do, kamu ngga akan ninggalin aku, kan?”

“Maaf, aku rasa pertemanan kita cukup sampai di sini, Arnol. Aku ngga mau ini terulang lagi. Cukup sekali setelah aku tau kamu yang sebenarnya.”


Untuk temanku, yang menyakitiku, sainganku, sahabatku, [ tak usah disebutkan deh, ]

Untuk temanku, yang mengajariku hidup, sahabatku, Herry Mayer




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline