Lihat ke Halaman Asli

Kebahagiaan sebenarnya adalah...

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

12991560151895662614

Dahulu, saya berpikir bahwa kebahagiaan seorang wanita itu dirasakan saat menemukan pasangan jiwanya, kemudian menjadi suaminya dan bahagia selamanya seperti di cerita-cerita princess… Favoritku. Betapa bahagianya saat bertemu pujaan hati, deg-degan dan asyiknya ngobrol dengan dia hehe… tapi ternyata it gets better… bersamaan dengan berjalannya waktu… memiliki anak adalah kebahagiaan yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya. Melihat mukanya, tubuhnya, pipinya yang lucu… Merasakan halus kulitnya dan empuk pipinya saat dicium… Mendengar celotehan-celotehannya yang lucu dan aneh… Serta kemampuannya yang luar biasa untuk belajar dan menyerap segala sesuatu. Pengalaman ini membuatku setuju 1000% dengan para psikolog yang menyatakan bahwa masa anak-anak di bawah 5 tahun adalah “Golden Age” dan sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja… Suatu malam, tiba-tiba ia bisa berkata, “Mommy, may I play with Thomas the train?”. Padahal, saya belum pernah mengajarkan kata-kata itu kepadanya sebelumnya. Dan, dia biasanya selalu memanggil saya dengan kata “mama”, bukan “mommy”. Hehehe. Ah, mungkin ia belajar kata-kata itu di sekolahnya, pikirku… Selalu, tiba-tiba dia menjadi bisa dan mengerti suatu hal yang baru, hanya dengan mendengarkan dan bermain. Alhamdulillah… Memang benar kata guru agama seperti tercantum di kitab suci, bahwa ilmu (pengertian dan hikmah) itu asalnya hanya dari Allah. Sementara kita hanya disuruh membaca dan berpikir. Semoga Allah selalu melindungi, mendidik, mengasuh dan memberikan tumbuh kembang yang sebaik-baiknya bagi anakku… Semua itu hanya karena Allah…

Anyway, segala hal tentang anak kurasakan benar-benar sangat-sangat membahagiakan.. sampai rasanya tidak mau kehilangan sedetik pun bersamanya… Bau rambut anak menjadi bau parfum yang paling harum, menjadi sesuatu yang diimpikan bahkan ditangisi… Di titik ini saya merasa bahwa saya sebagai ibunya lebih membutuhkan dia, anak saya, dibandingkan dia membutuhkan saya… Seperti kata mendiang ayah saya, bahwa setiap anak itu tidak memiliki hutang kepada orangtuanya… Karena begitu si anak tersenyum kepada orangtuanya, itu adalah kebahagiaan tertinggi bagi orangtua… Balasan anak bagi orangtua itu adalah senyumnya… Thanks to God for all this happiness in life… Anugerah-Nya tidak terhingga.

So, kebahagiaan seorang wanita seutuhnya, atau lebih tepatnya kebahagiaan seorang makhluk Tuhan adalah saat ia bersyukur kepada Tuhan-Nya. Simply hanya karena dia adalah makhluk ciptaan Tuhan. Tambahannya, adalah hanya karena Tuhanlah ia diberi kemewahan untuk bisa merasakan mencintai dan dicintai, melayani dan dilayani oleh segenap keluarga, sahabat, kerabat dan masyarakat di sekitarnya… That is the real thing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline