Lihat ke Halaman Asli

Kenapa Ahok seperti Pattimura

Diperbarui: 29 Mei 2017   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa bulan yang lalu, saya merasa kemajuan negara sudah pasti berhasil. Bagaimana tidak, perekonomian kita terus berkembang, pembangunan di daerah tertinggal semakin marak, dan kebebasan demokrasi semakin kuat. Tetapi baru-baru ini saya merasa agak depresi dengan perkembangan politik di Indonesia. Sepertinya sekarang faham-faham intoleran semakin menguat.

Tentu saja kita semua masih teringat akan berita Ahok, entah kita pro atau kontra beliau. Memang saya sempat meragukan gaya kepemimpinan beliau, seperti yang pernah saya tuliskan sebelumnya. Tetapi saya percaya di dalam lubuk hatinya beliau ingin memajukan Indonesia. Kekalahan beliau di Pilkada sempat membebankan hati saya, tetapi pada akhirnya beliau kalah di pesta demokrasi dan memang gaya komunikasi beliau seperti pedang bermata dua.

Hal yang benar-benar menyedihkan hati saya adalah pengumuman pengadilan baru-baru ini. Saya tidak mengerti bagaimana hakim bisa menjatuhkan hukuman lebih tinggi dari yang dimintai jaksa. Terlebih lagi ada banyak komentar-komentar intoleran yang digumamkan setelah itu, beberapa diantaranya dari politikus-politikus berpengaruh. Apakah sudah tidak ada kemungkinan bagi kaum minoritas dan orang-orang di luar partai politik utama untuk berkarya di bidang politik? 

Sejujurnya, Ahok itu seperti mercu suar bagi kaum minoritas. Para non-elite politikus dalam negeri kita melihat ke Ahok dan berpikir, kami pun mungkin berbakti kepada negara. Lihat saja kegiatan teman Ahok yang tidak dimotori oleh partai politik. Anda boleh benci Ahok tetapi anda tidak bisa memangkiri kenyataan bahwa Ahok telah membangkitkan semangat revolusi generasi muda yang sebelumnya antipati terhadap politik.

Inilah sebabnya kenapa saya sangat sedih ketika Ahok dipenjara. Seakan-akan harapan perubahan Indonesia sendirilah yang dibuikan. Tetapi, setelah saya pikirkan sebenarnya mungkin harapan negara kita tidak segelap yang saya bayangkan. Saya rasa Ahok sudah menyulut api kebangsaan di antara teman-teman muda negara kita. Saya berharap api kecil yang hidup di hati setiap pemuda Indonesia pada nantinya bisa menjadi api besar yang membakar jiwa dan membawa perubahan mental dan politik negara kita.

Seperti Pattimura, satu Ahok gugur, seribu pemuda dan pemudi yang membawa perubahan bisa bangkit.  




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline