Lihat ke Halaman Asli

Memahami Karakter Siswa Secara Utuh

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

konsep utuh karakter

Dalam tulisan saya sebelumnya telah dikemukakan 5 kesalahan dalam penerapan pendidikan karakter di sekolah. Salah satu kesalahan yang menurut saya cukup prinsipil adalah pemahaman tentang karakter. Salah memahami apa itu karakter, tentu saja akan berakibat pada kesalahan pendidikan karakter itu sendiri.

;

Gambar di atas adalah Mind Map yang saya buat untuk memetakan konsep utuh karakter. Salah satu kunci penerapan pendidikan karakter di sekolah adalah pemahaman yang komprehensif dan holisitik tentang karakter. Secara rinci, pemetaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

  1. Ada 3 aspek penting tentang karakter yang sangat penting dipahami oleh guru, yaitu aspek ranah, metode dan penilaian.
  2. Karakter menjangkau 3 ranah secara simultan dan sekaligus, yaitu ranah kognitif, apektif, dan psikomotor atau lebih tepatnya ranah konatif.
  3. Ranah kognitif berkaitan dengan pemahaman siswa terhadap konsep sebuah karakter dan indikator atau ciri-ciri dari karakter tersebut. Tentang karakter jujur misalnya, siswa berarti harus memahami pengertian jujur dan ciri-ciri perilaku jujur.
  4. Ranah Apektif berkaitan dengan hubungan emosional siswa dengan sebuah karakter. Hubungan ini meliputi tiga aspek, yaitu penerimaan, dukungan dan komitmen. Penerimaan berkenaan dengan setuju atau tidaknya siswa terhadapa sebuah karakter. Misalnya, apakah siswa setuju bahwa jujur adalah karakter yang baik? Dukungan berkenaan dengan respon siswa terhadap karakter yang ditunjukkan oleh orang lain. Misalnya, apakah siswa senang dan suka terhadap perilaku jujur yang ditampilakn seseorang? Adapun komitmen berkenaan dengan tekad dan niat siswa untuk memiliki sebuah karakter. Misalnya, apakah siswa memiliki tekad yang kuat dalam dirinya untuk menunjukkan karakter jujur dalam segala hal.
  5. Ranah Konatif berkaitan dengan ekspresi dan peluang untuk menampilkan sebuah karakter. Ranah ini sangat berkaitan dengan performa fisik dari sebuah karakter. Misalnya, apakah fisik siswa memungkinkan untuk mengekspresikan karakter peduli dengan mengucapkan kata-kata yang mengandung empati, atau mengulurkan tangan untuk memberikan bantuan, atau menunjukkan mimik wajah yang penuh keramahan. Ranah ini juga berhubungan dengan peluang untuk mengaplikasikan sebuah karakter. Apakah situasi dan kondisi memungkinkan dia mengekspresikan sebuah karakter atau tidak.
  6. Metode untuk membangun karakter siswa harus sejalan dengan tiga ranah karakter. Maka metode yang dipilih harus memiliki sifat yang rasional untuk menyentuh ranah kognitif, sifat intuitif  untuk menyentuh ranah apektif, dan sifat motorik untuk menyentuh ranah konatif. Apapun metode dan model yang dipilih harus mencerminkan tiga sifat atau pendekatan ini.
  7. Penilaian karakter mencakup ketiga ranah yang disebutkan di awal. Guru harus mempersiapkan kisi-kisi dan instrumen penilaian untuk mengukur ranah kognitif, apektif, dan konatif. Penilaian aspek kognitif karakter bisa dilakukan seperti lazimnya menilai aspek pengetahuan. Pilihan ganda, uraian, dan isian singkat bisa dipilih untuk menilai aspek ini. Misalnya, siswa diberi pertanyaan tentang definisi jujur, ciri-ciri jujur, contoh perilaku jujur, dan sebagainya. Untuk penilaian aspek apektif guru bisa melakukannya dengan menggunakan skala sikap, penilaian diri, penialain teman sebaya, jurnal, observasi, dan pengamatan. Adapun aspek konatif dapat dinilai melalui peragaan, bermain peran, demontrasi, simulasi, atau teknik lain yang bisa memunculkan ekspresi karakter siswa

Demikian penjelasan tentang  Peta Karakter. Tanpa mengikuti peta ini, penerapan pendidikan karakter di sekolah bisa tersesat dan salah arah. Semoga bermanfaat. Sumber tulisan http://www.marfu78.com/peta-karakter.html http://www.blogmindmap.com/2013/11/mind-map-tentang-konsep-utuh-karakter.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline