Lihat ke Halaman Asli

Kota yang Bahagia (Bagian 1)

Diperbarui: 2 Juni 2017   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kota yang Bahagia ialah Tempat Lahirnya Karya- Karya terbesar pada eranya dan menjadi saksi munculnya Tokoh-tokoh pembaharu di zamannya”

The Economist baru-baru ini merilis daftar kota-kota yang layak huni  (The Most Livable Cities) – 10 teratas dari daftar tersebut ternyata berkorelasi lebih dari 50% – dengan daftar Negara-negara paling bahagia pada tahun yang sama.

Pada daftar Kota yang layak huni misalnya didominasi oleh Kota-kota yang berasal dari 3 Negara ini : Kanada, Australia, New Zealand. Kanada menyumbang 3 Kota : Montreal, Toronto dan Calgary – Australia 3 Kota : Melbourne, Perth dan Adelaide, New Zealand 1 kota (Auckland), sisanya Austria (Viena), Finlandia (Helsinki), dan Jerman (Hamburg).

Pada daftar 10 Negara yang warganya paling bahagia hanya terdapat tambahan 4 negara diluar 6 negara yang telah disebutkan diatas, yaitu Norwegia, Swedia, Denmark dan Belanda – artinya ada korelasi yang sangat kuat antara Negara yang bahagia dengan Kota yang layak huni.

Menarik untuk diamati dan didalami ialah bagaimana Kota-kota tersebut menata dirinya sehingga warga yang tinggal didalamnya merasa bahagia? Apa yang paling membahagiakan dan membanggakan bagi warga suatu Kota ? Kualitas Kota seperti apa yang paling diharapkan oleh setiap warganya ?

Menurut The Economist Inteligence Unit terdapat 5 Faktor yang diukur untuk menentukan apakah Kota tersebut layak huni yaitu : Pendidikan, Kesehatan, Infrastruktur, Keamanan, serta Kebudayaan dan Lingkungan –  jika diamati kelima faktor diatas memang merupakan faktor kunci untuk melihat apakah suatu kota memang benar nyaman untuk dihuni atau belum.

Sedangkan untuk mengukur tingkat kebahagiaan suatu Negara, indikator yang digunakan ialah : GDP perkapita, Jaminan Sosial, Angka harapan hidup, Kemerdekaan berpendapat, kedermawanan dan Indeks Persepsi Korupsi.

Mari kita lihat – jika di 5 indikator untuk Kota layak huni banyak bicara tentang fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah Kota kepada warganya yang bersifat mendasar (basic needs) maka di 6 indikator untuk Negara yang bahagia arahnya LEBIH TINGGI dari itu yaitu kebutuhan yang membuat warga bisa melakukan AKTUALISASI DIRI (self actualization )

Negara yang bahagia pada level kota menurut saya ialah sebuah Ruang bersama yang dapat menjadikan setiap individu warga kota menemukan dan melesatkan potensi terbaiknya,ukuran yang dibuat untuk menilai tingkat kenyamanan suatu Kota atau mengukur sebuah negara bahagia ialah sebuah pintu masuk untuk melihat dan menemukan apakah warganya telah menjadi dirinya ?

Pada Kota yang Bahagia kita mestinya tidak akan menemukan orang yang tidak memiliki pekerjaan atau pengangguran karena setiap warga kota punya profesi dan pekerjaan, yang diperlukan ialah ruang-ruang publik yang dapat diakses oleh siapapun untuk BERKARYA tidak sekedar BEKERJA. Pada Kota yang bahagia juga mesti memiliki sebuah Ruang pamer (Exhibition) raksasa yang berguna untuk menampilkan karya-karya kreatif Warga Kota.

Hal lain yang menurut saya luput dari penilaian Kota yang Layak huni maupun Negara yang Bahagia ialah Publikasi Ilmiah. Sebuah Kota yang bahagia ialah tempat lahirnya karya-karya besar dan Orang- orang terbaik di zamannyadari segala bidang baik seni, sastra, musik maupun lainnya – tempat munculnya “magnum opus” dan Karya Ilmiah, Rekayasa teknologi, kesehatan yang bermanfaat bagi kemanusiaan dan peradaban, relevan dengan kondisi saat ini Kota yang Bahagia ialah tempat tinggalnya para peraih hadiah Nobel dari berbagai bidang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline