Betapa kaya Negeri Indonesia dengan sumber daya alamnya, keindahan alamnya, keanekaragaman budayanya. Mari kita renungkan kembali keindahan objek wisata Raja Ampat, Candi Borobudur, Malioboro, Bali, Danau Toba, Pantai Pangandaran, Tangkuban Perahu, Kepulauan Seribu, dan masih banyak lagi.
Negeri Indonesia ini sesungguhnya negara kaya, bahkan amat sangat kaya. Namun Indonesia masih dalam golongan negara berkembang, bahkan rakyat yang tergolong tidak mampu secara ekonomi atau rakyat miskin pun masih banyak. Secara logika, Tidak mungkin ada negara miskin dengan kekayaan mampu menghasilkan panen dua hingga tiga kali dalam setahun. Sebuah negeri sepanjang tahun disinari matahari. Terdapat begitu banyak tambang seolah tinggal ambil. Lautan luas begitu banyak ikan, bergaris pantai dengan panjang lebih dari 40.000 kilometer yang bisa dioptimalkan melalui budidaya aqua culture, misalnya. Kayu pun menjadi tanaman (seperti singkong). Belum lagi sumber-sumber mata air, dan masih banyak lagi.
Chairul Tanjung pernah mengatakan dalam bukunya, “Dengan kondisi negeri sedemikian kaya, mengapa lantas kemiskinan masih ada? Sulit masuk akal." Ia berpendapat bahwa harus ada koreksi terhadap kebijakan publik yang menyangkut alokasi sumber daya ekonomi.
Tidak hanya masih banyaknya kemiskinan yang sedang dialami negeri ini. Belumkah cukup teguran dari tragedi sejarah yang mengakibatkan lepasnya Timor-Timur, sebagian pulau Kalimantan yang kini dimiliki negara lain, kemudian tambang emas di Papua.
Tidak inginkah kita mempertahankan Negeri Indonesia yang indah ini untuk anak-anak kita? Lalu apa yang harus kita tanamkan kepada anak-anak generasi penerus bangsa?
Dengan menyadari ini semua, kita harus menanamkan benih kesadaran akan kepemilikan negeri ini, bahwa Negeri Indonesia adalah milik anak-anak bangsa ini. Sepatutnya, sering-seringlah kita dengungkan kepada anak-anak, bahwa setelah memiliki karakter yang baik dan kuat, ilmu dan wawasan yang luas, lalu sukses dengan bidangnya masing-masing, ingatkanlah untuk menjaga negeri ini. Membawa negeri ini ke masa depan yang cerah, makmur, memperkuat persatuan, kemudian mewujudkan keadilan sosial.
Chairul Tanjung pun mengatakan bahwa untuk mencapai semua itu dari sudut pandang ekonomi kerakyatan, maka lakukan penguasaan aset ekonomi, seperti akses informasi pasar, akses pembiayaan, akses teknologi, dan akses pengambilan keputusan. Lalu aset sumber daya alam, serta aset manusianya sebagai anak-anak generasi penerus.
Marilah kita jaga Negeri Indonesia ini. Kita kuatkan wawasan nusantara kepada generasi. Kita titipkan Indonesia kepada anak-anak kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H