Lihat ke Halaman Asli

Theresia Sumiyati

https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Ternyata Permainan Anak-Anak Juga Mengenal Musim

Diperbarui: 4 September 2021   07:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Terdengar suara berisik di luar. Anak-anak sedang bermain kelereng. Berapa butir kelereng disusun di tanah dalam sebuah garis yang berbentuk segi empat.

Cara mainnya sederhana. Seorang anak akan menyentil sebutir kelereng. Kelereng itu harus mengenai kelereng yang ada di dalam kotak, sehingga keluar dari tempatnya. 

Jika  berhasil berarti dialah pemenangnya. Kelereng yang keluar itu akan menjadi miliknya. Tentu akan sangat menyenangkan jika sekali sentil kelereng melesat kemudian menyenggol beberapa kelereng hingga keluar. Berarti semakin banyaklah jumlah yang dimilikinya.

Permainan ini dilakukan oleh beberapa anak laki-laki. Setiap hari halaman samping rumahku tak pernah sepi. Merekalah yang membantu mengisi hari-hariku. Keributan mereka membuat hati ini menjadi berisi. 

Senyum pun bisa mengembang mendengar celotehan mereka. Kadang lucu dan sangat menghibur. Walaupun terkadang menyebalkan jika di antara mereka ada yang berantem sehingga menyebabkan keributan luar biasa.

Suatu ketika mereka meributkan tentang layangan. Layangan yang paling tinggi melayang, akan menjadi pemenang. Mainan dari kertas itu kadang membuat mereka lupa tidak semua tanah boleh diinjak. Kadang tempat berbahaya tak disadari, karena mata memandangi layang-layang di atas. Peristiwa itu menandai bahwa musim layangan tiba.

Waktu berikutnya mereka akan mengumpulkan sandal-sandal yang dipakainya dalam sebuah lingkaran yang dibuat di tanah juga. Sandal-sandal itu ditumpuk. Cara mainnya sangat mudah. 

Dalam jarak tertentu seorang anak harus melempar tumpukan sandal itu dengan sebuah batu. Jika tumpukan itu berhasil jatuh oleh batu yang dilemparnya maka dialah pemenangnya. Begitu dilakukan terus-menerus tak ada batas waktu kecuali jika senja telah tiba dan azan maghrib akan memanggil, segera permainan itu dihentikan.

Jenis permainan berikutnya adalah sepeda. Setiap anak yang sudah bisa bersepeda akan membawa sepeda masing-masing. Mereka berkumpul juga di halaman samping rumahku. Mereka akan mengadakan lomba kecepatan sepeda. 

Siapa yang tercepat menempuh jarak tertentu akan keluar sebagai pemenang. Kecelakaan kecil kadang terjadi. Jatuh dari sepeda adalah yang biasa. Tapi mereka sepertinya tidak jera. Dan mengulang terus.

Musim berganti saatnya anak-anak bermain kejar-kejaran. Kali ini tak ada alat yang digunakan. Sebatang pohon rambutan besar di sebelah rumahku sebagai sasarannya. Di situlah mereka akan bertengger jika lelah berlari. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline