Lihat ke Halaman Asli

Theresia Sumiyati

https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Larangan "Open House" di Hari Lebaran

Diperbarui: 8 Mei 2021   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Sebuah larangan memang membuat suasana tidak nyaman. Bermacam perasaan negatif timbul akibat adanya sebuah larangan. Anak kecil yang dilarang main tentu akan merengek sampai keinginannya terpenuhi. Seorang pelajar yang dilarang menyontek akan mencari cara agar yang dilakukan tak ketahuan oleh guru. Orang yang sakit dilarang makan makanan tertentu sehubungan dengan penyakit yang diderita kadang juga mencoba-coba mencicipi makanan tersebut. Larangan yang sudah jelas-jelas akibatnya terkadang tetap dilanggar. Akibat yang ditimbulkan biasanya akan merugikan baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Di negara kita virus corona masih menjadi hal yang mengkhawatirkan. Kasus semakin meningkat. Upaya pemerintah tetap dilakukan untuk mencegah penyebaran virus tersebut. 

Akan tetapi angka peningkatan kasus tetap tinggi. Zona merah terjadi di beberapa tempat, termasuk tempat saya tinggal saat ini. Pemerintah mengambil kebijaksanaan agar rakyat tetap terlindungi, agar kasus covid-19 tidak semakin meninggi. Salah satunya adalah dengan adanya larangan mengadakan open house pada saat lebaran nanti. Tradisi ini sudah sering dilakukan oleh masyarakat pada saat hari raya. Bukan hari raya lebaran saja, tetapi pada hari raya keagamaan yang lain acara open house ini juga sering dilakukan.

Sejauh yang saya tahu dan saya alami acara open house dilakukan untuk menerima tamu dari berbagai kalangan. Pada saat itulah mereka saling bertemu, mengucapkan selamat, dilanjutkan makan-makan. Menu yang disediakan beragam tergantung kemampuan keluarga yang mengadakan acara tersebut. Keluarga yang sangat berada tentu akan menyediakan makanan dan minuman dalam jumlah banyak dan bervariasi. Tamu datang silih  berganti. Bertemu, saling mengucap salam, berbincang-bincang sambil menikmati hidangan yang disediakan.

Pada tanggal 30 April 2021, Pemerintah Prop Jambi diwakili oleh PJ Gubernur memberikan himbauan dalam sebuah deklarasi. Antara lain adalah tidak boleh mengadakan open house pada hari lebaran tahun ini. Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran covid-19. Dalam beberapa minggu terakhir ini memang terjadi peningkatan kasus. Larangan ini tentu membuat kecewa. Akan tetapi sebagai warga yang baik, tentu sangat baik jika mengindahkan anjuran tersebut. Kesehatan dan keselamatan memang harus diutamakan.

Jika hal ini dipatuhi tentu akan membantu pemerintah dalam menangani kasus covid-19 ini. Apalagi kalau banyak keluarga dan instansi yang melaksanakan, tentu akan sangat membantu program pemerintah agar segera terbebas dari virus berbahaya ini. Jika tidak dilaksanakan ada kemungkinan kasus covid-19 akan semakin meninggi, atau bisa menambah banyaknya wilayah dengan zona merah. Tentu semua orang ingin segera merasakan terbebas dari virus ini. Hidup nyaman seperti dulu lagi. Memang hal ini perlu pengorbanan, salah satunya adalah dengan tidak melakukan open house di hari lebaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline