Lihat ke Halaman Asli

Theresia Sumiyati

https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Banjir

Diperbarui: 15 Januari 2021   03:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam minggu ini banyak teman-teman saya yang kebanjiran. Baik satu daerah dengan saya, maupun yang jauh dari tempat tinggal saya. Setelah saya berpikir ternyata ada dua macam banjir, yaitu banjir yang menyedihkan dan banjir yang menyenangkan.

1. Banjir yang menyedihkan

            Banjir yang sebenarnya, banjir bandang

Pada musim hujan, bahaya yang sering terjadi adalah banjir. Terutama daerah di pinggiran sungai. Jika hujan terus menerus dalam jangka waktu yang panjang ancaman banjir menjadi hal yang menakutkan dan mengkhawatirkan. Tentu penduduk yang ada di tempat tersebut telah mengantisipasi dengan segala macam hal yang mungkin terjadi.

Tetapi anehnya yang saya temui sekarang ini, banjir tidak hanya terjadi di daerah pinggiran sungai, atau di daerah yang rendah. Di tengah kota pun kadang terjadi banjir. Tentu bukan aliran sungai yang menyebabkan hal itu. Terlalu banyaknya curah hujan dan kurangnya tanah sebagai peresapan air telah menyumbang terjadinya banjir tersebut. Karena tanah di kota kebanyakan tertutup oleh semen dan konblok.

            Banjir darah

Banjir darah artinya, matinya orang dalam jumlah banyak karena perang atau perkelahian (menurut KBBI)

Sebuah pertikaian antar dua kelompok yang berseteru sering menimbulkan hal yang negatif, salah satunya adalah terjadi korban. Misalnya dalam sebuah perang antar suku banyak korban jiwa yang berjatuhan dari kedua belah pihak.

Hal tersebut tentu menjadi peristiwa yang sangat menyedihkan. Baik bagi mereka yang mengalaminya juga bagi orang yang melihat peristiwa tersebut melalui berita di televisi maupun membaca di koran.

            Banjir air mata

Peristiwa ini erat hubungannya dengan banjir darah. Jika ada korban jiwa pasti diiringi dengan derai air mata kesedihan. Karena sebuah kehilangan merupakan sebuah kesedihan. Dan air mata sebagai bukti nyata rasa sedih itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline