Lihat ke Halaman Asli

Okty Setianingrum

Mahasiswi FISIP UAJY 2017

Produksi dan Distribusi Berita dalam Portal Berita Online

Diperbarui: 2 Mei 2020   20:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuliah daring/Dokumentasi pribadi

Menjadi seorang jurnalis online memiliki tantangan tersendiri. Tantangan tersebut disebabkan karena seorang jurnalis online dituntut untuk dapat multitasking.

Perkembangan teknologi mengakibatkan berbagai dampak dalam sektor kehidupan. Salah satu sektor yang terdampak adalah sektor media pemberitaan. Dahulu orang mengakses informasi dengan menggunakan media konvensional. Namun, saat ini setiap orang dapat mengakses informasi dengan menggunakan media baru.

Media baru merupakan hasil dari transformasi dari media sebelumnya. Media baru memiliki karakteristik berupa digital, interaktif, hipertekstual, jaringan, virtual dan simulasi. Karakteristik-karakteristik tersebut memungkinkan penggunanya untuk dapat mengakses informasi dengan cepat. Selain itu, kehadiran media baru dalam kehidupan juga memberikan tuntutan yang besar terutama kepada jurnalis. Selain dituntut untuk dapat memproduksi dan melakukan distribusi dengan cepat, seorang jurnalis juga harus mampu memiliki kemampuan digital dan multitasking. Dalam tulisan kali ini, kita akan membahas mengenai produksi dan distribusi berita dalam  portal berita online.

 Ilustrasi Jurnalis/freepik.com

Proses Produksi Berita 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat dengan mudah mengakses berita melalui beragam portal berita. Namun, di balik itu semua terdapat proses produksi yang harus dilalui oleh jurnalis online. Berdasarkan pernyataan Elza Astari Retaduari, Asisten Redaktur Detik.com, dalam memproduksi berita, seorang jurnalis diharuskan untuk mampu bekerja dalam tekanan. Hal ini dikarenakan banyaknya tekanan yang dapat terjadi di kantor dan di lapangan. Selain itu, seorang jurnalis juga dituntut untuk mampu bekerja secara multitasking.

"Buat temen-temen semua yang mau jadi jurnalis online, khususnya, ya? Harus siap mental,"tegas Elza (27/04).

Elza juga menceritakan pengalamannya bekerja menjadi seorang jurnalis online di Detik.com. Elza pernah meliput di kantor DPR terkait Kapolri (Kepala Kepolisian Republik Indonesia). Pada saat itu, Elza harus mampu merekam dan menulis berita dalam waktu yang bersamaan. Hal inilah yang kembali dituturkan oleh Elza bahwa menjadi seorang jurnalis online harus bekerja secara cepat namun aktual. Elza juga memberikan siasat ketika menghadapi hal tersebut, yaitu dengan membuat template sebanyak empat paragraf terlebih dahulu. 

Tidak hanya itu, Elza juga menjelaskan bahwa menjadi seorang jurnalis online juga harus memiliki kemampuan lain. Selain menulis, jurnalis online juga harus mampu mengambil video dan foto selama liputan. Elza mengatakan jika foto merupakan hal yang wajib didapatkan ketika masa liputan. Berbeda dengan video, video biasanya tidak bersifat wajib. Hal ini dikarenakan sudah ada kanal baru bernama Video 20 Detik di Detik.com

Dalam proses produksnya, sebuah berita melewati beberapa tahapan. Elza mengatakan jika proses produksi sebuah berita dimulai dari proses wawancara. Jika berita tersebut bersifat sangat penting, jurnalis akan melakukan wawancara dan biasanya menentukan angle berita pada saat wawancara. Setelah itu, jurnalis online akan melakukan transkrip wawancara. Melalui transkrip wawancara tersebut, jurnalis online akan mulai menulis berita dan kemudian dikirim ke tim redaksi. Setelah itu, tulisa tersebut akan mulai disunting oleh editor dan baru dipublikasikan. 

Illustrasi Tim Media Sosial/civitas.uns.ac.id

Proses Distribusi Berita

Selain Elza, ada juga Meliyanti Setyorini selaku Head Content Delivery and Engagement Detik.com. Dalam kesempatan tersebut, Meli memberikan penjelasan terkait proses distribusi sebuah berita di media sosial. Meli menjelaskan mengenai lima tahapan singkat bagaimana sebuah konten distribusikan dalam media sosial Detik.com. Langkah tersebut merupakan strategi pemasaran yang dilakukan oleh Detik.com dengan memaanfaatkan media sosial. Adapun kelimalangkah tersebut, yaitu:

  1. Tentukan Key Performance Indicator (KPI)

Langkah ini berupa menentukan media sosial apa yang akan kita gunakan dan tujuan dari menggunakan media sosial itu. Langkah ini digunakan dengan mempertimbangkan traffic (berapa banyak orang dari media sosial yang masuk ke situs web), engagement (seberapa banyak orang yang merespon artikel yang dipublikasi), branding (bagaimana presentasi kita di media sosial di mata khalayak) dan baru kemudian menentukan jenis media sosial apa yang akan digunakan (Facebook, Twitter, Instagram dan lain-lain.

2. Definisikan Pembacamu

Langkah ini digunakan untuk melihat segmentasi pembaca. Hal ini mempertimbangkan umur, lokasi dan Socio-Economic Status (SES). SES ini digunakan untuk menyesuaikan konten yang ada di media sosial. 

3. Pengemasan dan Proses Upload

Dalam langkah ini dipikirkan bagaimana cara berita dapat muncul di media sosial. Langkah ini memiliki proses dimulai dari berita yang telah jadi kemudian diproduksi dan dilakukan pengemasan dengan penambahan link/caption/foto/video/grafis. Setelah selesai, kemudian dimasukkan ke dalam tools yang dimiliki lalu kemudian dipikirkan kembali apakah mau langsung dipublikasi atau sesuai dengan schedule. Hal ini bergantung dengan jenis berita yang diproduksi. 

4. Analisa Hasil

Setelah berita berhasil dipublikasikan, tim media sosial biasanya akan melakukan analisa hasil dari konten terseut. Hal ini dilihat dari traffic dan engagement-nya.

5. Lanjutkan Strategi Konten yang Berhasil

Analisa hasil yang telah dilakukan menentukan apakah strategi konten yang diterapkan berhasil atau tidak. Jika hasilnya baik, maka strategi tersebut akan dilakukan untuk konten berikutnya.


Dengerin yuk podcast-nya! 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline