Lihat ke Halaman Asli

Theresia Martini

Pencinta Keheningan

Puisi: Relung Bejana Ruang Rindu

Diperbarui: 21 Januari 2025   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Perempuan sepi berharap mengisi relung bejana ruang rindu (Sumber:www.istockphoto.com)

Puisi: Relung Bejana Ruang Rindu

Ketika jejak ngilu itu mengering
membasahi ujung netra, tak mampu berpaling
bergumul tanpa batas bersama tetes rinai bening
menderu isak jiwa berseteru mendesing

Akh, mengapa engkau begitu?
sementara aku menunggu jawabmu
mengisi relung bejana ruang rindu
yang tertimbun tumpukan debu

Senyum kau hadirkan sebagai signal rindu
mengusik jiwa terbuai memeluk ragu
merobek bibir harap mengucap kata, "Anu"
sekadar sejenak mengiris jeda waktu

Baca juga: Terkapar di Hamparan Sunyi

Aku merasakan getar riak hatimu
membungkuk merayu jejak pilu
menjauh pergi dari teras hatiku
layaknya hujan mengusir kemarau berdebu

Meski lukisan kecewa menghiasi
aku tak ingin menjauh pergi
walau sekejap, izinkan aku tetap di sini
sekadar mengusir sunyi sembari,
"Ajari aku membuat puisi"

Baca juga: Kepingan Senja Merindu

@senimelipatluka, 21  Januari 2025
#Tulisan ke-5 Tahun 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline