Lihat ke Halaman Asli

Theresia Martini

Pencinta Keheningan

Puisi: Menyapa Ramah Deretan Kelam

Diperbarui: 2 Desember 2024   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pixabay.com

Puisi: Menyapa Ramah Deretan Kelam

Kesunyian malam perlahan mengantar kerinduan padamu
seakan ia menari riang di atas panggung penuh debu
menyapa ramah deretan kelam menatap bisu
tak peduli pendar cahaya bintang mengajak bercumbu

Aku terjebak dalam rindu yang membunuh
mengalir deras bagai keringat kenangan berpeluh
menderu bergelora menghantam jiwa bergemuruh
menerjang kesunyian menderai perih mengaduh

Ketika mata hati menuntun kita bertemu
Labirin rindu tak menawarkan pintu
merangkak menemukan lorong keinginan semu
berharap memeluk mimpi melukis kisah penuh rayu

Rindu ini membuat aku begitu bodoh
memberikan waktu mendera kesunyian kian mengecoh
tak peduli hantaman bayu mengumpat mencemooh
lalu membungkam temaram terdiam tak lagi berseloroh

Bintang malam satu persatu mengintip lalu bertanya,
"Apakah rindu ini masih pantas bertahta?"
langit malam pun  hanya terdiam tanpa sinyal cahaya,
mengisi bejana sunyi sebagai jawab tanpa kata

@senimelipatluka, 2 Desember 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline