Puisi: Menghempas Bibir Rindu Menguliti Malam Gulita
Padamu,
sempat aku menitipkan satu dompet rindu
berharap utuh terjaga dari rampasan sang waktu
hingga kehangatan pagi menyetubuhi sang fajar tanpa ragu
Tertegun,
jejak langkah menelanjangi mimpi kembali mengayun
terdengar denting rinai menetes lembut mengalun
melebur segala asa hadirkan tanya kian merimbun
Tiada menduga,
di celah dinding sepotong hatimu ada rindu baru meraba
tersusun begitu rapi pada deretan laci-laci cinta membara
hingga menghempas bibir rindu menguliti malam gulita
Dan kini walau dirimu tiada lagi bersama di sini
aku tak pernah jemu menghitung bintang di malam sunyi
mengukir setiap kenangan indah menghias tiap sudut hati
membiarkan ajal menjemput jiwa membingkai cinta sejati
@senimelipatluka, 13 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H