Lihat ke Halaman Asli

Theresia Martini

Pencinta Keheningan

Puisi: Menggantung Selimut Mimpi pada Ranting Harapan

Diperbarui: 6 Oktober 2024   09:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen Pribadi

Puisi: Menggantung Selimut Mimpi pada Ranting Harapan

Sejenak mentari mengintip apa terjadi
Bersiap bangkitkan semangat menyambut hari
Terselip bayonet panjang menghias diri
Membalut rapi pemilik jiwa pahlawan negeri

Terlukis garis lengkung senyuman menemani
Berbaris rapi pasukan pembela rakyat sejati
Tegap dan gagah membungkus wajah berseri
Menerjang kekelaman pada jelaga penuh ambisi

Tutur lembut angin merayu bendera di tiang tertinggi
Menghitung awan siap mengawal suksesi Indonesia kini
Mengalir deras darah mendetak pada nadi bumi pertiwi
Mengusap saku semangat rakyat terus mengayomi

Dalam sesak kisah yang nyaris hilang dan terlupakan
Sederet gunung saling bercerita tentang keresahan
Menguliti setiap jengkal sejarah bangsa berserakan
Menggantung selimut mimpi pada ranting harapan

Bisik lembut angin menghembus napas kemenangan
Merangkul tangis haru mengalirkan semangat persatuan
Merangkai keragaman warna bermahkota perdamaian
Memilin perbedaan menjadi selendang biru persaudaraan

Lelahmu merekatkan harapan berjuntai pengabdian
Memeluk jiwa terlunta tiada daya miris terabaikan
Membalut luka menganga pada tubuh pengkhianatan
Hadirkan senyum bangga Ibu Pertiwi memesonakan

@senimelipatluka, 5 Oktober 2024



Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline