Lihat ke Halaman Asli

Theresia Martini

Pencinta Keheningan

Puisi: Menyulam Jiwa pada Sehelai Malam Sunyi

Diperbarui: 23 Juni 2024   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: pixabay.com

Puisi: Menyulam Jiwa pada Sehelai Malam Sunyi

Cinta hadir bagai mentari menyapa pagi,
merangkai pelangi di antara tetes tirai rinai
Labuhkan harapan pada sekeping hati sepi,
menghadirkan rasa di setiap detik yang mengabdi.
Mengikuti rayuan bayu menarik simpati,
mengalunkan nada-nada rindu terpenjara di hati

Cinta bisa datang bagai embun pagi ceria,
dalam satu kedipan, hadirkan diri tanpa terduga.
Menghitung deret awan berbaris rapi di angkasa
membawa pesan tak terucap membisik satu rahasia
Menghadirkan rindu bertalu yang terus mendera
mengundang jutaan buliran air mata perih menyiksa

Cinta tiba setelah purnama setia menanti,
menyulam jiwa pada sehelai malam sunyi.
Cinta menyambar bagai kilat menyapa di jiwa,
membelah langit malam dengan cahaya nyata.
Bagai lautan lepas luas di samudra raya
mengajak netra menyetubuhi keindahan memesona

Ketika dua hati telah tertata dalam satu nada,
jiwa menari seirama di batas cakrawala.
Tak lagi penting mencari jawaban yang fana,
karena cinta telah menemukan jalannya.
Menemani langkah dalam setiap liku dan masa,
membawa bahagia dalam ikatan yang setia.

@senimelipatluka, 23 Juni 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline