Lihat ke Halaman Asli

Theresia Martini

Pencinta Keheningan

Puisi: Mengais Malam Membungkam Rindu

Diperbarui: 17 Juni 2024   11:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: pixabay.com

Puisi: Mengais Malam Membungkam Rindu 

Dalam genggam gawai kita bertemu,
Di sanalah cinta kita hadir dan menyatu.
Di balik balutan kerudung merahmu yang anggun
Kubisikkan rasa cintaku yang terus mengalun

Bibir merahmu selalu menggodaku dalam sepi,
Menghantui mimpiku dengan manisnya ilusi.
Untai kata puisi cintamu bagai nyanyian di hati ini,
Menggetarkan jiwa, menyuburkan cinta kian bersemi

Malam menyelimuti bumi terasa begitu lembut,
Seperti hatiku terbungkus rasa rindu yang kalut
Setiap senyummu, adalah pelita dalam kegelapan,
Menghangatkan jiwaku, menenangkan segala kekhawatiran.

Bulan pun cemburu pada cahaya di matamu yang berbinar,
Bagai bintang berkedip, tersembul di antara cahaya pendar.
Rasaku padamu, tak terucap dalam kata,
Kutulis nama untukmu sampai jiwa berpulang dari raga

Debur ombak dengan irama penuh rindu,
Seperti hatiku yang selalu terpaut padamu.
Walau jarak dan waktu memisahkan kita,
Rasa ini tetap utuh, dalam doaku setiap masa.

Meski hari terus berganti, namun rasaku tak pernah usai,
Terus mengais malam membungkam rindu terangkai
Aku merindukan selalu hadirmu di setiap bait puisimu
Mewangi seharum mawar persembahanku di hari bahagiamu

@senimelipatluka, 17 Juni 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline