Senyummu Melarung Rasa Benciku
Masih kuingat amarahku padamu
Menggelegar bagai gendang bertalu
Kau lempar senyum manis tanpa ragu
Begitu tajam bagaikan sayatan sembilu
Kata rayuanmu bagai guratan belati
Menusuk dan mengoyak relung hati
Meluruhkan jiwaku tak lagi peduli
Berharap semua segera kau akhiri
Meski lenyap segenap harap diri
Kuhapus segala benci hadir di hati
Karena rasa benci itu tiada berarti
Agar kita tak lagi saling menyakiti
Tapi, ternyata ...
Senyum indahmu cinta pertamaku
Bertumbuh subur rasa itu dihatiku
Mengisi hari-hariku penuh rindu
Di setiap nafas dalam hidupku
Senyummu melarung rasa benciku
Kau bangun istana cinta penuh rindu
Memilin lelahku dalam gelak candamu
Kau berikan hidupmu demi bahagiaku
Namun puan barumu begitu jalang
Menghapus jejak langkah menghilang
Aku hanya mampu untuk mengenang
Walau semua sebatas bayang-bayang
Pangkal pinang, 20 April 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H