LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak bisa jauh dari kata teknologi, tetapi teknologi yang dimaksud disini adalah teknologi Pertanian ramah lingkungan. dalam menciptakan teknologi ramah lingkungan kita harus membuat teknologi yang tidak merusak lingkungan dan tetap menghasilkan produktivitas tinggi yang mengedepankan keamanan pangan bagi masyarakat. Emisi Gas Rumah Kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasaan global dan berdampak langsung dan tidak langsung terhadap sytem pertanian. Pemanasan global dapat menyebabkan perubahan iklim, perubahan pola curah hujan, banjir dan kekeringan bergeser polanya yang pada gilirannya merugikan usahatani.
dalam kajian teoritis pemanasan global terjadi dapat terjadi akibat terakumulasinya emisi Gas Rumah Kaca (GRK) seperti, karbondioksida (CO2) dan metana (NH4) di langit yang dihasilkan oleh berbagai aktiviats manusia termasuk aktivitas pertanian sehinga Gas Rumah Kaca (GRK) yang naik ke langit terhalang dan terpantul kembali ke bumi menyebabkan panas yang dirasakan seluruh mahluk dipermukaan bumi semakin tinggi.
agar dapat menghindari hal tersebut maka teknologi yang mengurangi produksi CO2 dan NH4 harus terus dikembangkan oleh seleruh petani. Beberapa teknologi yang sudah terbukti mengurangi emisi Gas Rumah Kaca(GRK) adalah dengan pemnfaatan limbah kotoran ternak sapi menjadi pupuk organik. Penggunaan pupuk kompos/organik pada lahan pertanian mampu menjaga kesuburan tanah dan bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan.
Keunggulan dari Pemanfaatan Limbah kompos/organik
- menghasilkan produk tanaman yang lebih tahan lama, berat, segar, dan lebih enak rasanya.
- Mengandung vitamin bagi tanaman.
- Menghemat biaya kelola limbah,
- Mengurangi volume/ukuran limbah,
- Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya
- Mengurangi polusi udara.
TAHAP PEMBUATAN LIMBAH KOTORAN SAPI
Bahan :
- Kotoran sapi : 800 kg
- Sekam padi : 200 kg
- Molases : 2,5 liter
- Air : secukupnya
- Dekomposer (stardec) : 2,5 kg
Alat yang diperlukan :
- Cangkul 2 buah dan sekop 2 buah untuk mengaduk bahan kompos dan melakukan pembalikan.
- Terpal untuk menutup adukan kompos
- Tempat teduh dari sinar matahari dan hujan untuk proses pembuatan kompos dibagi menjadi 4 bagian. Bagian I proses pengadukan, bagian II adukan umur 1 minggu, bagian III adukan umur 2 minggu dan bagian IV kompos sudah jadi dan pengemasan kompos.
- Gudang untuk menyimpan kompos.
- Ember 2 buah untuk mengambil air dan mengencerkan molases.
- Karung untuk mengemas kompos.
Cara pembuatan :
- Bahan kompos disiapkan kotoran sapi dibawah dan sekam padi di atasnya.
- Taburkan stardec secara merata.
- Molasses diencerkan dan disiramkan merata di atas adukan.
- Aduk bahan kompos sampai rata.
- Atur kelembaban 60% dengan ciri bila digenggam tidak pecah, tidak ada tetesan air dan tangan tidak basah.
- Apabila kurang lembab ditambah air secukupnya.
- Bahan yang sudah diaduk ditutup dengan terpal.
- Pembalikan dilakukan setiap minggu.
- Pengecekan proses pengomposan dilakukan pada hari ketiga, apabila terasa panas, maka terjadi proses pengomposan.
- Proses pengomposan berlangsung dalam tenggang selama 3 minggu.
- Setelah 3 minggu kompos sudah jadi ditandai dengan bahan kompos tidak panas dan tidak bau.
Dalam proses pembuatan limbah kotoran sapi, untuk melihat asil yang baik dapat dicirikan sebagai berikut:
- kompos memiliki warna coklat kehitaman.
- Aroma kompos yang baik tidak menyengat, tetapi mengeluarkan aroma seperti bau tanah atau bau humus hutan
- Apabila dipegang dan dikepal, kompos akan menggumpal. Apabila ditekan dengan lunak, gumpalan kompos akan hancur dengan mudah.