Kelompok 102 KKN Kolaboratif merupakan kelompok KKN gabungan dari Universitas Jember dan Universitas Muhammadiyah Jember yang terdiri dari lima mahasiswa Universitas Jember dan empat mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember. Kelompok ini memiliki latar belakang pendidikan yang berbeda antara lain Teknik Lingkungan, Pertanian, Ilmu Keguruan, Ilmu Komputer, dan Administrasi Bisnis. Kelompok 102 didampingi oleh seorang Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) bernama A Munir S.,Th.I,.MA.,CPHCM.,CSF.,AWP. Kelompok 102 diterjunkan di Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember. Desa Sukoreno merupakan salah satu desa yang hingga saat ini melakukan upaya dalam penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku pada hewan ternak seperti sapi.
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) merupakan penyakit menular yang menjangkit hewan ternak seperti sapi. Sapi terjangkit PMK diakibatkan oleh infeksi virus tipe A dari famili Picornaviridae, genus Apthovirus. PMK bersifat menular pada hewan ternak.
Penularan ini dapat terjadi melalui perantara yang dapat berupa angin. Selain itu, makhluk hidup dan tak hidup yang berkontak dengan virus tersebut juga dapat menjadi perantara penularan virus pada hewan ternak. Ciri umum yang mudah untuk dijumpai pada hewan ternak yang telah terinveksi PMK antara lain mengalami demam, menggigil, hingga kehilangan nafsu makan, produksi air liur yang berlebihan, ada luka pada bagian lidah dan kuku.
Penyakit PMK mulai mewabah di beberapa daerah sejak beberapa bulan yang lalu. Salah satu daerah yang terjangkit penyakit tersebut yaitu Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember. Desa Sukoreno tergolong kedalam desa yang penduduknya sebagian besar beternak selian bertani, sehingga sampai saat ini para peternak yang difasilitasi pihak desa masih terus melakukan upaya untuk menanggulangi PMK. Akibat terjangkitnya hewan ternak khususnya sapi, para peternak di Desa Sukoreno mengalami kerugian karena hewan ternak yang mati dan berdampak pada perekonomian peternak.
Pada permasalahan yang terjadi ini peranan pihak desa sangat diperlukan dalam menangani wabah tersebut. Pengendalian PMK sebelumnya dilakukan dengan pengetahuan peternak yang terbatas sehingga dirasa kurang maksimal. Salah satu upaya yang dilakukan pihak desa yaitu pemberian vaksin PMK kepada sapi para peternak. Pemberian vaksin dilakukan setelah kondisi vaksin membaik hal ini dapat dilihat dari nafsu makan sapi yang meningkat.
Pemberian vaksin pertama di Desa Sukoreno baru dilakukan pada tanggal 26 Juli 2022 oleh Puskeswan yang didampingi pihak desa dan dibantu oleh mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 102 dan kelompok KKN perguruan tinggi lain. Vaksinasi dilakukan pada Dusun Krajan Kidul dimana target vaksin yang diberikan sebanyak 300 ekor sapi. Adanya vaksinasi PMK ini diharapkan dapat mencegah serta mengurangi penularan penyakit menular kuku dan mulut pada hewan ternak khususnya sapi di Desa Sukoreno.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H