Karawang, Jawa Barat — Dalam rangka melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) Program MBKM Riset Fakultas Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta, empat mahasiswa semester tujuh memberikan intervensi berupa Ecological Citizenship berbasis experiential learning bagi siswa kelas IV di SDIT Kasih Ibu Karawang, Jawa Barat. Kegiatan yang diberi nama "Climate Action: Misi Selamatkan Bumi" ini berlangsung pada tanggal 17 hingga 25 September 2024. Rangkaian kegiatan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan perilaku pro lingkungan atau Pro-Environmental Behavior pada siswa.
Program 'Climate Action: Misi Selamatkan Bumi' berisi kegiatan dan materi yang sesuai dengan indikator perilaku pro lingkungan, yaitu (1) penghematan energi (2) mobilitas dan transportasi, (3) pencegahan limbah, (4) daur ulang, (5) konsumerisme, dan (6) perilaku yang bertujuan untuk melestarikan alam. Dalam pelaksanaannya, materi-materi tersebut akan disusun menjadi lima tema yaitu mengenai 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Refuse, dan Repair), pencegahan limbah, transformasi energi ramah lingkungan, daur ulang, dan pelestarian alam yang dilaksanakan selama 6 hari berturut-turut dengan durasi kurang lebih satu hingga satu setengah jam setiap harinya. Secara umum, setiap harinya siswa akan diajak untuk menyimak materi sesuai tema kemudian turun ke lapangan untuk mempraktikkannya secara langsung dan diakhiri dengan refleksi dan diskusi bersama dengan mengisi lembar kerja yang telah disediakan.
Pada hari pertama, siswa diajak untuk mengenali dan membangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan melalui video. Peningkatan kesadaran juga dilakukan pada hari kedua dengan mengajak siswa untuk mengenal dan mengamati lingkungan sekolah mereka melalui tur keliling sekolah dan pengisian lembar kerja pengamatan. Setelah terbangun kesadaran untuk menjaga lingkungan, siswa dikenalkan dengan macam sampah dan pemilahannya serta praktik membuang sampah sesuai kategori organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Pada hari keempat siswa diajak untuk bereksperimen membuat sabun dari buah lerak sebagai alternatif sabun alami yang ramah lingkungan. Selain pembuatan sabun, pada hari kelima siswa diajak untuk membuat tote bag ecoprint yang dapat mereka gunakan sebagai alternatif penggunaan kantong plastik. Selain itu, siswa pada hari terakhir siswa juga diajak untuk membuat gantungan kunci dari sampah plastik sebagai salah satu penerapan konsep daur ulang.
Tak hanya pemberian materi dan praktik lapangan, perilaku pro lingkungan yang menjadi target pelaksanaan program diukur melalui skala Pro-Environmental Behavior yang diberikan pada hari pertama dan hari terakhir kegiatan. Pemberian pre-test dan post-test ini bertujuan untuk melihat efektivitas pelaksanaan program bagi siswa dan diketahui lebih dari 50% subjek mengalami peningkatan perilaku. Selain itu, program ini juga mendapat sambutan baik dari pihak sekolah yang merasa terbantu dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswanya untuk menjaga lingkungan sekitar terutama lingkungan sekolah ### —
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H