Lihat ke Halaman Asli

Menjelajahi Pembelajaran Pengalaman: Keterampilan Wirausaha untuk Menghasilkan Uang tanpa Uang

Diperbarui: 4 Juli 2023   01:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entrepreneur. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcomp

Experiential learning merupakan prosedur pembelajaran di mana mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan, kemampuan, dan prinsip melalui pengalaman langsung. Pembelajaran ini akan meningkatkan pengetahuan berbisnis jika mahasiswa terlibat. Sebagai mahasiswa Atma Jaya Yogyakarta, kami menjalankan pembelajaran tersebut di mata kuliah kewirausahaan. Kami diberikan kebebasan dalam menbuat bisnis yang bertemakan "Art & Culture", dengan itu kami memutuskan untuk membuat project yaitu menjual Totebag polos yang bagian cover depannya dijahit dengan kain perca batik dengan berbagai motif batik yang ada. 

Dan kami menamai project kami yaitu "Nusa Batik Charity". Banyak yang dapat kami pelajari dalam project ini, contohnya dapat berupa mempromosikan suatu barang, cara berkerjasama dengan jasa penjahitnya, dan juga penentuan sponsorship. 

Dengan hal-hal tersebut menjadi suatu pelajaran dan sekaligus pembelajaran langsung bagi mahasiswa. Kami juga menerapkan "Create Money without Money" yang mengartikan membuat uang atau bisa dikatakan berbisnis tanpa mengeluarkan modal yang besar. Kami memproduksi barang dengan modal yang kecil, kami dibataskan sebesar Rp 10.000 per orangnya, hal tersebut menjadikan keterbatasan yang kami alami dalam hal memproduksi.

Dalam hal seperti ini, tentunya kami yang sebagai mahasiswa yang baru saja masuk dalam dunia berbisnis adanya beberapa kendala. Kelompok kami mempunyai kendala yang terjadi untuk pertama kalinya, yaitu penambahan event yang perlu dilakukan, dengan secara mendadak kami menambahkan event yaitu membatik sehingga perlu ditambahkan kedalam promosi. 

Dalam mempromosikan produk yang kami jual dan event yang kami adakan, kami menggunakan metode promosi melalui sosial media seperti Instagram, kendala yang kami dapatkan dalam hal ini merupakan pelanggan dan peminat yang kami dapatnya dari hasil promosi hanya sedikit dan hampir saja tidak ada, pada akhirnya kami berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan pelanggan untuk event dan juga penjualan totebag, dengan itu kami mendapatkan pelanggan dan peminat yang lebih dari cukup, untuk penjualan totebag kami dapatkan semuanya terjual habis. 

Kerjasama kami dengan jasa penjahit sangatlah menguntungkan satu sama lain, kami sepakat dalam hal pembagian keuntungan yang didapatkan dan sebaliknya dari jasa penjahit kami mendapatkan diskon atau potongan harga dalam hasil jasa penjahitnya. Dalam pembayaran jasa penjahit kami menggunakan uang yang terkumpul dari pre-order yang ada dalam penjualan totebag.

Dari hasil yang kami dapatkan dari penjualan dan juga pengadaan event membatik, terkumpul banyak keuntungan yang kami dapatkan, dari point project yang kami lakukan ialah mengadaan charity. Charity merupakan kegiatan amal untuk orang-orang yang membutuhkan yang dilakukan oleh pembisnis maupun perusahaan. 

Kami menentukan untuk melakukan pembagian sembako dan juga nasi bungkus kepada orang-orang yang membutuhkan. Dan tidak lupa juga untuk memberikan keuntungan kepada jasa pejahit dari keuntungan yang didapatkan. Dari project yang kami jalankan, kami mempunyai banyak hal yang dapat dipelajari, dari semua yang kami alami seperti kendala-kendala yang kami alami, dengan itu kami menjadikan pelajaran dan pengetahuan yang kami dapatkan sehingga, untuk bisnis yang kami jalankan kedepannya dapat diterapkan dengan baik dan bisnis dapat berjalan dengan lancar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline