Belum masuk ke rumah, sambil menutup pintu gerbang suami mengabarkan, ada paket untukmu. Paket? Aku heran, sudah lama aku tidak belanja online . Paket? Aku menerima paket? Dari siapa? Wah penasaran banget.
Masuk ke dalam rumah, suami memberikan paket tersebut tidak terlalu besar tetapi cukup mendebarkan juga. Dari siapa? Apa isinya?
Setelah ditanganku segera aku lihat pengirimnya, ya ampun terharu aku. Aku mendapatkan paket dari seorang sahabat. Waduh....indahnya, sahabat baik itu ingat aku sampai mengirimkan paket hadiah untukku.
Aku perhatikan benar- benar paket itu, alamat dan pengirimnya ditulis dengan tulisan tangan, dibungkus rapi.
Dari sini aku sudah bisa merasakan perhatian dan kasihnya.
Aku rasakan dalam- dalam ungkapan perhatian dan kasih itu.
Saat itu hanya rasa syukur . Sahabat, pasangan hidup, rejeki, rumah tinggal, pekerjaan semua Tuhan beri, indahnya.
Kasih Tuhan ada di mana- mana, buka hati saja. Dan saat ini Tuhan beri aku sahabat yang penuh perhatian dan baik hati.
Belum ganti baju rumah, masih pakai baju kerja aku buka paket dari sahabat baik tersebut. Aku buka hati-hati dan.....indahnya....aku dapat Blumen Zwiebel, terharu pengin nangis.
Sahabatku ingat banget aku mengagumi bunga tulip di kebunnya awal musim semi lalu ketika aku mengunjunginya.
Tulip merah jambu dengan kelopak seperti bulu- bulu lembut.
Tersadar aku bahwa musim panas telah lewat, musim gugur telah datang menjelang. Saatnya menanam bawang- bawang tulip supaya musim semi mendatang warna- warni tulip bisa dinikmati.
Terimakasih sahabat yang baik hati ingat aku, ingat bunga kesukaanku. Dia begitu baik, telah memilih tulip kesayangaku, ini perlu waktu , energi, cinta dan hati.
Telah membelikannya, mengepak dan mengirimkannya. Alamatnyapun ditulis dengan tangan, oh... bukankah tangan kanannya selama ini sakit dan tidak bisa menulis dengan tangan kanan.