Lihat ke Halaman Asli

Theresia Iin Assenheimer

TERVERIFIKASI

Ibu dari dua putra

Anakku Mandiri di Perantauan Swiss

Diperbarui: 6 Juli 2022   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi mahasiswa merantau (Furtaev via travel.kompas.com)

Lulus SMA

Adik-adikku di tanah air mengirimkan foto-foto wisuda anak-anaknya. Wisuda, perayaan atas lulusan, baik itu SD, SMP, SMA atau perguruan tinggi.

Saya teringat kembali bagaimana anak-anakku belajar mandiri. Syukur tiada terkira menyaksikan kemandirian anak-anak.

Mungkin dari tulisan kecil ini membantu ibu-ibu atau orangtua lain untuk melepaskan anak-anak kesayangan merantau.

Tiga tahun lalu anak ke duaku lulus SMA atau Gymnasium. Berkat belajar keras akhirnya mendapatkan nilai Abitur yang bagus.

Di Jerman untuk masuk ke suatu perguruan tinggi tidak perlu tes, tetapi berdasarkan nilai Abitur atau ujian negara SMA.

Untuk jurusan-jurusan tertentu memerlukan nilai Abitur dengan nilai tertentu dan disebut Nummerus Clausus. Misalnya untuk masuk fakultas kedokteran, Psychologie, Ekonomi harus memiliki nilai 1 koma dan lain sebagainya.

Merantau ke Swiss

Saat itu Michael ingin kuliah di Swiss. Untuk masuk ke Uni di Swiss, selain nilai harus mengikuti tes masuk. Karena mengambil yang berbahasa Inggris harus menyertakan sertifikat Toefl. Syukur Michael diterima di Universitas St. Gallen Swiss.

Pada awalnya saya tidak mengerti, mengapa harus ke Swiss. Swiss biaya hidup jauh lebih tinggi dari di Jerman. Uang kuliah per semester pun 10 kali lipat dari di Jerman.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline