Hari sabtu lalu, tanggal 1 Mei, merupakan hari libur yang berarti semua toko tutup. Kebetulan sahabatku tidak ada tugas di kantornya, biasanya dimasa pandemi banyak memimpin webinar-webinar.
Untuk itu kami berniat pergi ke ladang tulip di Grevenbroich, di negara bagian Nordrhein-Westfalen, sekitar 230 Kilometer dari Frankfurt. Sudah lama kami kepingin melihat tulip di Keukenhof Holland, tetapi karena pandemi tidak mungkin ke Belanda.
Tahun ini merupakan tahun terakhir tugasnya sebagai diplomat di Jerman, jadi sebelum pulang, di musim semi terakhirnya ingin menikmati mekarnya bunga tulip langsung dari ladang tulip. Kebetulan di Grevenbroich terdapat ladang tulip dan tidak harus ke Belanda, gratis lagi dan tidak harus pakai tiket masuk.
1.Menikmati bunga tulip di ladang tulip Grevenbroich
Petani tuli di Grevenbroich, menanam bunga tulip untuk bunga potong dan ubi atau lebih tepat bawangnya untuk benih, yang nantinya bunga potong dan bawangnya dijual di toko bunga dan supermarket. Bulan april sampai mei merupakan hari-hari dimana bunga tulip mekar.
Sekitar jam 7.30 saya berangkat dari rumah, kemudian menjemput sahabatku. Jalan begitu sepi karena hari libur di jalan tol atau Auto Bahn A3 jurusan Koeln, Dueselldorf hampir tidak ada truk-truk besar.
Saya suka jalan di akhir pekan karena di akhir pekan truk-truk dilarang jalan kecuali truk membawa bahan makanan segar, misalnya buah, sayur daging, susu atau bunga. Biasanya Auto Bahn A3 jurusan Koeln ini padat sekali. Terlebih daerah perindustrian Ruhrgebiet di hari-hari kerja selalu macet.
Perjalanan di musim semi begitu indah, sepanjang jalan ladang-ladang bunga Raps kuning membentang, pohon-pohon apel, cheri penuh dengan bunga....begitu menawan. Selain itu, cerita-cerita kami penuh gelak tawa, lupa kalau kami tidak SMA lagi, ya sahabatku adalah kakak kelasku SMA 3 di Yogyakarta.
Karena sama-sama dari Yogya tentu saja kami bicara dengan medok jawa ngoko, selama ini aku jarang menggunakannya, menyenangkan sekali. Sahabatku tidak henti-hentinya mengagumi keindahan alam sekitar dan memotretnya. Dia bilang "Begitu indah ciptaanNya dan kita boleh menikmatinya"
Akhiya kami keluar dari jalan tol dan menyusuri jalan-jalan desa yang begitu mengesankan. Grevenbroich tujuan kami merupakan desa di daerah Neuss, bisa dilihat dari plat mobil penduduk di sini NE. Rumah-rumah model di sini mirip dengan rumah-rumah di Belanda dan Belgia, yaitu rumah dengan batu-bata merah dan rendah, orang Jerman bilang Backsteinhaus. Selain itu terasa sekali kalau daerah ini daerah Katholik, di mana-mana kapel-kapel kecil atau salib dan patung bunda Maria.