Lihat ke Halaman Asli

Theresia kristia

Mahasiswa Fakultas Pertanian dan Bisnis UKSW

[Kreatif-Inovatif] Kultur Jaringan Skala Rumah Tangga

Diperbarui: 2 Desember 2019   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pribadi

Kelebihan dari kultur jaringan ialah calon bibit dapat disimpan dalam botol secara efisien dalam penggunaan tempat dan ruang, bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dan seragam, sehingga menghasilkan buah yang ukurannya seragam.

Selain waktunya cepat, serta bebas penyakit, bibit yang diperbanyak melalui kultur jaringan akan mempunyai sifat yang sama dengan induknya dan tersedia sepanjang tahun.

Namun kendala yang dihadapi dalam pemanfaatan teknologi ini yaitu adanya anggapan bahwa kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman yang sangat mahal karena membutuhkan bahan-bahan kimia dan peralatan yang mahal.                     

Kultur jaringan yang biasa dianggap sebagai   pekerjaan yang harus dilakukan dilaboratorium dengan fasilitas yang mahal dengan keadaan tempat benar-benar bersetandart kesterilannya dan hanya ahli-ahli kultur jaringan mampu mengerjakannya namun di laboratorium Esha Flora yang terletak di Perumahan Taman Cimanggu, Kelurahan Kedungwaringin, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, Jawa Barat.

Terdapat tempat pelatihan kultur jaringan yang didirikan sejak tahun 2004 oleh Ir. Edhi Sandra M.Si., dan istrinya Ir. Hapsiati. Beliau mengajarkan kultur jaringan dengan skala rumahan dengan memberi contoh langsung terdapat laboratorium dengan ukuran seluas 150 m2 didalam rumah ruangan yang dimiliki diantaranya ruangan laboratorium larutan, ruangan persiapan, ruangan sterilisasi alat, ruangan penanaman, ruangan inkubasi, ruangan kelas & ruangan pertemuan, dan gudang.

Dengan ruangan seluas 4x5m ini mampu menghasilkan 5000 tanaman kutur. Bapak Ir. Edhi Sandra M.Si., dan ibu Ir. Hapsiati merupakan alumnus Jurusan Biologi, Institut Pertanian Bogor. Semula bekerja sama mengadakan pelatihan di laboratorium Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

Total ada 150 jenis tanaman dalam botol kultur di Esha Flora mulai dari tanaman pisang hingga beberapa speies tumbuhan langka seperti bunga bangkai Rafflesia arnoldi, Amorphophallus, dan kemaitan atau sanrego Lunasia amara blanco. 

Dengan kendala atau permasalahan dilapangan bahan-bahan kimia dan peralatan yang mahal maka Esha flora memberi inovasi pada pembuatan media karena apabila menggunakan 18 jenis makronutrien dan mikronutrien yang sesuai dengan standart maka akan sangat mahal.

Maka dari itu inovasi yang ditawarkan dari Esha flora adalah dengan menggati baik makronutrien maupun mikronutrien yang sebenarnya ada dialam seperti penggunaan 150ml air kelapa muda digunakan sebagai bahan organic komleks yang kaya akan glukosa selain itu pemilihan air kelapa muda karena sebagai sumber vitamin, sari tomat digunakan sebagai bahan organic sumber vitamin, air rebusan kentang sebagai bahan organic sumber protein dan karbohidrat, penggunaan pupuk daun yang mengandung unsur hara makro mikro dan tentunya menggunakan gula pasir sebagai bahan sumber energi dan agar sebagai pemadat media.

Inovasi pada peralatan dari Esha floral hampir sama dengan laboratorium kultur jaringan pada umumnya dengan sterilisasi alat dan media menggunakan autoklaf, LAFC (Laminar Air Flow Cabinet) namun penggunaan LAFC dapat digantikan dengan teknologi enkas yang berbiaya lebih murah, dengan penggunaan yang tepat hasil penanaman tidak terlalu berbeda dengan menggunakan LAFC

Dengan tahapan pemilihan dan penyiapan tanaman induk sumber eksplan yang sehat sebab hasil dari kultur jaringan memiliki sifat 100% yang sama seperti induknya, selanjutnya ialah pembuatan media dan sterilisasi alat, media dan sumber eksplan dengan fungisida.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline