Lihat ke Halaman Asli

Theresia Angka Wijaya

seorang penulis

Setetes Embun Malam

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Langit melempar karang si rapuh

Raut kokoh memacu derai nurani

Membalik topeng kemurnian harap

Tangan welas asih terselip suka

Bumi mendekap erat si kuat

Geliat riuh melukis riang

Gejolak fantasi berkasih mesra

Jemari munafik berbalas dosa

Terpilih tanpa pilihan absolut

Daku terhempas lepas menjerat

lambaian batang hidup meliuk deru

desah nafas terhela nestapa

celoteh riang meriuh gemuruh sukma

akal bertopeng senyum serapah

budi bergendang melodi hina

serat serut makna terbuai kaku

guratan bibir suka terkatup

gelegar tawa penderitaan membahana

karung kesombongan tergantung riang

beban tuai'an kan berlabuh

fantasi masa 'kan terlukis semu

sudut nurani tak berbalas tatap

desah halau sang bijak tak bergeming

kilat pengampunan tak bergejolak

hentakan nafsu tak tersentak

curi pandang kian berlawan

jiwa mencambuk si pembela

darah mencuci noda hukum

tarikan kian mengulur sendu

derapan jejak kian merapuh

PENGAMPUNAN...

nafasmu masih dirindukan...?

penantianmu masih berujung...?

senyummu masih terlihat...?




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline