Lihat ke Halaman Asli

Silva Hafsari

Mahasiswa HI di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Prinsip "Uti Possidetis Juris" dan Kelahiran Sebuah Negara

Diperbarui: 11 Desember 2022   18:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia, negara kita. Sejak awal perjuangan, kemerdekaan adalah harga yang sangat dinanti-nantikan, mula perdebatan dari para golongan muda dan founding father yang termasuk golongan tua. 

Satu sisi bagi golongan tua, menginginkan kemerdekaan sebagai pemberian bangsa kolonial  Jepang, berbeda dengan para tokoh muda yang  ingin mempercepat kemerdekaa.

Selepas kabar Jepang telah terkalahkan oleh sekutu, Indonesia mengalami kekosongan pemerintahan, tentu hal itu merupakan sesuatu yang berharga bagi Indonesia agar segera menyatakan deklarasi kemerdekaan. 

Namun sayang, memaknai "kemerdekaan" yang sama, hasil pengejawantahan mereka berbeda. 

Alhasil, respon berbeda tadi memicu desakan dari golongan muda hingga meluncurkan aksi penculikan kepada tokoh-tokoh penting kemerdekaan guna mempercepat proklamasi.

Bermula kejadian tersebut terjadi di Rengasdengklok, Karawang pada 15-16 Agustus 1945, penyebab peristiwa ini karena konflik menentukan waktu proklamasi. Sesudah kejadian tersebut, akhirnya Indonesia mencatatkan sejarahnya, 17 Agustus 1945 ditetapkan sebagai "Hari Kemerdekaan" bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kiranya, sejarah ini sangat penting dikenang, mengingat sejak SD hingga SMA mata pelajaran Sejarah Indonesia adalah salah satu pelajaran wajib. 

Banyak sejarah mengungkap proses juang para pahlawan dan tokoh masa lalu hingga membentuk Indonesia hari ini. Namun tahukah kamu, mengapa akhirnya Indonesia terbentang antara sabang---merauke?

Indonesia sebagai Motivasi Kehadiran Banyak Negara Merdeka

Dari awal kemerdekaan Indonesia ini, mendorong banyak negara untuk menjadi negara merdeka dan menentukan nasib sendiri, juga terbebas dari kekangan para penjajah bangsa lain. 

Disamping aksi angkat senjata adalah peristiwa krusial dan bukti nasionalisme bagi pribadi, tentu peninggalan fikir dari para tokoh, serupa tidak boleh diabaikan.

Mulanya penentuan batas-batas negara, juga menuai perdebatan. Ini terjadi dikalangan para penggagas negara, diantaranya ialah Muh Yamin dan Muhammad Hatta. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline