Lihat ke Halaman Asli

Silva Hafsari

Mahasiswa HI di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Benarkah PJ Matkul Pangkal Nilai A?

Diperbarui: 8 Juli 2022   14:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam ajaran agama yang saya pegang, kita diperbolehkan untuk merasa iri terhadap dua hal, pertama kepada mereka yang giat beribadah, selanjutnya kepada orang yang rajin bersedekah. 

Lantas bolehkah kita merasa iri kepada Penanggung Jawab (PJ) Mata kuliah yang berpotensi dapat nilai A dibanding kita yang telah sama-sama berusaha namun terkadang hasilnya mendapat nilai yang tidak sesuai keinginan?

Perlu kita ingat bahwa nyawa, jodoh, rezeki, dan nilai IP seseorang hanya Tuhan yang berhak menetapkan, kita sebagai hamba hanya dianjurkan untuk terus berusaha meski dunia sedang tidak baik-baik saja.

Tidak ada seorangpun yang berhak mengelak, sekalipun itu pejabat ataupun titisan keluarga yang terlahir sebagai taipan.

Untuk mengawali cerita ini ada baiknya saya menyapa kepada pembaca budiman, dimana pun kalian berada semoga senantiasa dalam keadaan sehat dan menjadi insan bermanfaat bagi sesama.

Keuntungan Menjadi PJ Matkul

Pertama-tama, ada sebuah pertanyaan, bagi kalian para mahasiswa tentu kenal dengannya. 

Jenis orang ini merupakan sosok kepercayaan dan tangan kanan seorang dosen, layaknya jenayang ia bisa tahu berbagai tugas, dan punya kesempatan besar untuk bercengkrama dengan dosen pengampu mata kuliah. 

Siapa lagi kalau bukan Penanggung Jawab Mata kuliah.

Kini stereotip yang tersebar tentang seorang PJ matkul sangatlah beragam. Jabatan ini tentu sangat mulia walau terkadang mendapat komentar yang tidak mengenakan, mereka dianggap cerdas, cermat, pangkal nilai A meski hal itu benar adanya.

Namun kita tidak bisa mengelak karena tugas PJ memanglah berat sehingga setimpal dengan hasil usaha sang PJ Matkul, kalo kata abang Dilan, "Kamu gak akan kuat, biar aku saja,". Padahal kenyataannya where there's a way, there's a will. Di sana ada kamu di situ ada aku- Jiakh.

Sebenarnya siapapun bisa jadi apapun, sebagaimana Gundala yang berasal dari orang biasa, jadi PJ matkul pun kamu sebenarnya bisa asal mau berusaha.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline