Lihat ke Halaman Asli

Prihatin Sama Siaran Radio Masa Kini

Diperbarui: 21 November 2015   00:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai orang radio generasi tahun 80-an, saya prihatin mendapati [sejumlah] debilitas yang cukup mengkhawatirkan dari mayoritas pengelolaan dan pengudaraan siaran radio masa kini..!?

Saya prihatin [setelah benar-benar mengetahui], bahwa kreatifitas dan kualitas "air personality" dari kebanyakan siaran radio masa kini, sungguh tidak sehebat teknologi digital canggih yang sudah mereka miliki..!? Jika tidak berlebihan, rasanya, pengelolaan program—produksi—serta siaran kebanyakan siaran radio di era “full digital” sekarang ini, sepertinya belum sanggup mengungguli pendahulunya yang [hanya] bermodalkan teknologi “analog” alias manual..!?

Pernyataan ini mudah kita buktikan, yakni dengan cara mendengarkan (rata-rata) pengudaraan siaran radio masa kini, dimana mereka sebenarnya hanya sekadar melanjutkan program siaran yang sudah dibuat oleh pengelolaan siaran radio jaman baheula... :D

Lebih prihatin lagi, jika pendahulu mereka “modalnya” cuma teknologi analog, tapi produksi “special program” mereka dikelola sedemikian rupa untuk menghasilkan pengudaraan acara yang terdengar canggih. Lantas mengapa radio broadcaster masa kini yang sudah memiliki teknologi digital canggih, justeru malah mengudarakan “special program” tapi tak ubahnya seperti "daily program"..!?

Lha, apa bedanya donk jikalau “special program” dan “daily program” tidak dibedakan secara signifikan, yakni lewat mengelolaan produksi yang canggih sebagaimana peralatan canggih yang sudah dimiliki..!? Apakah alat-alat canggih itu hanya sekadar pajangan, biar radionya di anggap "update" terus sama "gadget" yang canggih deh pokoknya, he..he..he.. Naif..!!

Jika benar demikian keadaannya, pantas saja sangat banyak perusahaan radio di negeri ini yang [maaf saja], hidup segan mati pun tak mau..!? Padahal salah satu sebab yang paling mencolok adalah... ya silakan anda pahami argumentasi singkat dan jelas sebagaimana saya tuliskan di atas... :)

Apabila pengelolaan program—produksi—hingga siaran radio masa kini [ternyata] “mandeg”, alias “gagap” melakukan inovasi—kreatifitas—hingga kualitas "air personality" yang [seharusnya] lebih hebat—dan lebih cemerlang dibandingkan pengelolaan siaran radio pendahulunya; sebab persaingan mereka bukan saja dengan sesama radio satu kota [daerah], tetapi dengan adanya internet dan fasilitas radio streaming, tentu saja mereka juga harus bersaing dengan radio-radio diluar jangkauan pemancarnya bahkan dengan pengudaraan siaran radio dari seluruh dunia..!!

Dengan begitu, apabila radio-radio ini tetap membiarkan dirinya “gagap” melakukan inovasi—kreatifitas—hingga kualitas "air personality", yakinlah bahwa mereka akan semakin tertinggal oleh eksistensi beragam media komunikasi dan hiburan RAKSASA lainnya, seperti televisi swasta—tv kabel—internet—mall—cafe—dept. store—serta beragam kegiatan serius maupun santai lain yang [pasti] akan semakin menyita waktu..!! Akibatnya, tentulah orang-orang masa kini semakin tidak sudi membagi waktunya untuk mendengarkan siaran radio yang mengudarakan program basi dan tidak bermutu..!?

Semoga saja argumentasi ini dapat disikapi dengan bijaksana, sehingga orang radio di Indonesia hendaknya segera bangkit dari keterpurukan—mencampakan kemalasan dan kebiasaan mengekor pada sesuatu yang katanya [lagi] tren—untuk selanjutnya benar-benar cerdas melakukan inovasi—kreatifitas—hingga kualitas "air personality" untuk [setiap] program, produksi, hingga pengudaran siaran yang berprinsip baik—benar—manfaat—serta dapat dipertanggungjawabkan bagi dunia maupun akhirat... :)

 

Buya Dive The Radioman




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline