Lihat ke Halaman Asli

Hanif Zahran Akrami

A comitted balancemaker.

Dari Yayasan Tzu Chi Hingga TWA Angke Kapuk, Ikuti Keseruan APEM Angkatan 29 MAN Insan Cendekia Serpong

Diperbarui: 29 April 2024   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Sekolah

EDIT:

Angkatan 29 MAN Insan Cendekia Serpong sekarang telah resmi menjadi Estrella Luxamerta Clavisantara atau ERCAVA, kenali lebih lanjut di ercava.com

Pada hari Selasa, 27 September 2023, siswa kelas 10 MAN Insan Cendekia Serpong, atau biasa dikenal dengan Adulan (Angkatan Dua Puluh Sembilan) mengikuti kegiatan Aplikasi Pembelajaran (APEM) perdana mereka selama menjadi siswa MAN Insan Cendekia Serpong. APEM kali  ini terintegrasi dengan P5P2RA, sebuah proyek pemerintah untuk terus menggenjot dan mengoptimalkan pendidikan siswa di Indonesia. Dengan tema "Gaya Hidup yang Berkelanjutan", para siswa diajak ke berbagai lokasi yang dapat menambah pengetahuan dan kesadaran mereka tentang krisis yang dihadapi bumi saat ini, serta tantangan-tantangan untuk masa depan planet kita, tentunya Indonesia.

Beragam persiapan dilakukan oleh Adulan, seperti mengumpulkan botol bekas dan membuat daftar pertanyaan. Mereka begitu antusias dengan APEM pertama mereka ini. Tak lupa, ini adalah kesempatan belajar yang tak bisa terulang lagi, maka dari itu mereka sudah bersiap dari jauh-jauh hari.

Bergerak dari sekolah pada pagi hari, tiga bus yang berisikan Adulan ini mengunjungi salah satu yayasan kemanusiaan terbesar di dunia, Yayasan Buddha Tzu Chi di Jakarta Utara. Di sana mereka disambut ramah oleh para relawan yang menjelaskan visi-misi dan kontribusi yayasan tersebut pada Indonesia dan dunia. Sebagai organisasi yang multikultural dan internasional, mereka menyampaikan suatu pelajaran bahwa membantu manusia itu harus melewati batas agama dan budaya untuk dapat mencapai kedamaian dan keberhasilan.

"Jika kita tak bisa membahagiakan orang lain, kita seharusnya bisa mengurangi penderitaan yang lain," ujar Master Cheng Yin, pendiri yayasan tersebut.

Di yayasan tersebut, para siswa belajar bagaimana melindungi lingkungan melalui aksi-aksi kecil yang dilakukan secara serentak sehingga memberikan dampak positif yang cukup besar. Di sana juga terdapat prinsip bahwa tidak hanya harus mengajak yang mampu membantu yang kurang mampu, tetapi juga menginspirasi yang kurang mampu untuk tetap menolong dan membantu sesama karena sesungguhnya di dunia ini semua orang saling membutuhkan.

Matahari sudah meninggi, Adulan pun disuguhi makanan menu vegetarian di kafetaria yayasan tersebut. Hikmahnya, mereka dapat mengurangi biaya dan limbah dari mengkonsumsi daging-dagingan dari berbagai kandang peternakan. Hidangan dari tempe, tahu sampai telur tersedia memanjakan lidah, memberikan pengalaman baru bagi para siswa di sana. Ditutup dengan foto bersama, rombongan Adulan pun melanjutkan perjalanannya ke Taman Wisata Alam Angke Kapuk.

Mengawali kegiatan di sana, para siswa salat berjamaah di Masjid Al-Hikmah, masjid terapung yang ada di sana. Seusainya, dipandu oleh kakak-kakak pengurus di taman tersebut, para siswa diajak berkeliling taman mangrove dan diperlihatkan sejarah taman yang penuh lika-liku. Dari tambak ilegal, sampai pemugaran oleh pihak swasta, sekarang TWA (Taman Wisata Alam) menjadi salah satu tempat rekreasi yang sering dikunjungi orang. Bahkan, presiden Indonesia, Pak Jokowi, pernah menanam mangrove di tempat ini.

"Bukan besarnya aksi yang dilihat, tapi konsistensi mereka dalam berkarya," tutur Sri Leila Murniwati Harahap, perintis taman ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline