Lihat ke Halaman Asli

Sang Patih Legenda: Gajah Mada

Diperbarui: 4 Februari 2023   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gajah Mada (sumber: Intisari.grid.id)

GAJAH MADA

Gajah Mada. Seorang pemimpin, panglima perang, dan mahapatih dari Kerajaan Majapahit. Menyebut sosok Gajah Mada, tidak akan lepas dari ambisinya yang ingin menyatukan seluruh Nusantara di bawah bendera Majapahit. Beliau mengucapkah sebuah sumpah terkenal, yaitu Sumpah Palapa, di mana ia tidak akan makan buah Palapa sebelum Nusantara bersatu. Bagaimanakah riwayat hidupnya? Mari kita telusuri bersama -- sama.

Pemberontakan demi pemberontakan

Menyebut sosok Gajah Mada, tidak lengkap jika tidak membahas Kerajaan Majapahit. Majapahit berdiri tahun 1293, didirikan oleh seorang keturunan raja yang bernama Dyah Wijaya. Riwayat hidup Dyah Wijaya atau biasa disebut dengan Raden Wijaya, sudah terbiasa dengan pemberontakan dan pengkhianatan. Jika bisa disebutkan, ia mendirikan Kerajaan Majapahit dengan mengkhianati pasukan Mongol yang saat itu ingin menaklukkan Pulau Jawa. But that's another long story to unroll.

Keadaan kerajaan yang baru saja berdiri dan tidak stabil, dimanfaatkan oleh petinggi -- petinggi kerajaan untuk berebut posisi tertinggi dan melakukan pemberontakan. Dalam kitab Pararaton dan Kidung Ranggalawe, pemberontakan pertama yang dihadapi oleh Majapahit adalah pemberontakan Ranggalawe di tahun 1295. Ranggalawe adalah sahabat baik Raden Wijaya. Ayahnya, Arya Wiraraja, adalah orang yang memberikan tempat bagi Raden Wijaya bernaung ketika dikejar -- kejar oleh Jayakatwang, raja Kediri terdahulu.

Ranggalawe tidak puas dengan posisinya yang hanya sebagai Adipati Tuban, lalu yang kedua ia meminta pamannya Lembu Sora sebagai patih. Namun sebenarnya Lembu Sora sendiri tidak keberatan dengan keputusan Raden Wijaya. Ia berpihak kepada raja. Tidak peduli dengan perasaan pamannya, Ranggalawe menyiapkan pasukan untuk menggempur Majapahit. Dalam pertarungan di Sungai Tambak Beras, Jombang, ia tewas terbunuh.

Pemberontakan kedua datang dari Lembu Sora. Melihat keponakannya terbunuh, Lembu Sora menjadi murka dan membunuh ksatria kerajaan. Ia telah mendapat pengampunan dari Raden Wijaya, namun petinggi -- petinggi kerajaan sudah terlanjur resah dan mengecapnya sebagai pemberontak. Alhasil, ia pun dijebak menuju istana dan dieksekusi.

Pemberontakan ketiga datang dari patih pertama Majapahit, yaitu Nambi di tahun 1316. Nambi, Ranggalawe, Lembu Sora, semuanya adalah sahabat baik dari Raden Wijaya. Sebenarnya kisah -- kisah pemberontakan Majapahit adalah kisah yang miris. Pemberontakan -- pemberontakan ini terjadi karena hasutan seorang bernama Halayuda atau Mahapati. Begitu pula dengan kisah Nambi.

Nambi pada awalnya hanya ingin menengok ayahnya yang sakit keras di desa. Atas sebuah usulan Halayuda, ia memperpanjang masa istirahatnya di desa itu. Namun raja yang telah dihasut melihatnya sebagai sebuah pembangkangan dan merupakan rencana Nambi untuk menyiapkan pasukan pemberontakan. Alhasil, ia dan pengikutnya pun digempur oleh pasukan istana. Nambi pun tewas terbunuh di Lumajang.

Kemunculan Gajah Mada

Pada pemberontakan terakhir, Raden Wijaya telah turun tahta dan digantikan oleh anaknya Jayanagara. Ia naik tahta pada tahun 1309 dan dikenal sebagai sosok yang lemah dan amoral, maka ia disebut dengan sebutan Kalagemet dalam Kitab Pararaton. Hal ini juga bisa dilihat dari pemberontakan Nambi yang sebenarnya tidak masuk akal. Banyak rakyat yang tidak puas dengan kinerja Jayanagara sebagai raja Majapahit. Termasuk Dharmaputra, tujuh petinggi istana Wilwatikta.

Dharmaputra terdiri dari Ra Kuti, Ra Banyak, Ra Semi, Ra Tanca, Ra Yuyu, Ra Wedeng, dan Ra Pangsa. Melihat lemahnya kerajaan yang dipimpin oleh Jayanagara, Ra Kuti selaku pimpinan melaksanakan kudeta atau makar di tahun 1319. Makar militer ini berhasil dan membuatnya menjadi pimpinan di istana. Di sinilah pertama kali nama Gajah Mada disebutkan dalam catatan sejarah. Baik Kitab Pararaton dan Negarakertagama menyebutkan, Gajah Mada berhasil menyelamatkan raja dari upaya pembunuhan Dharmaputra. Pada saat itu, jabatan Gajah Mada adalah bekel yang memimpin beberapa prajurit bhayangkari.

Mengungsi di desa Bedander, Gajah Mada menyamar ke ibukota dan menemukan bahwa orang -- orang pun ternyata tidak suka dengan tindak -- tanduk Ra Kuti. Akhirnya, ia bersama dengan rakyat dan pasukan yang masih setia kepada raja, menyatukan kekuatan untuk menghalau Ra Kuti dan pengikutnya. Gajah Mada berhasil. Ra Kuti berhasil disingkirkan, seluruh Dharmaputra tewas dieksekusi, dan Jayanagara kembali di kursi raja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline