Lihat ke Halaman Asli

Pengampunan

Diperbarui: 3 Oktober 2020   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Pinterest

PENGAMPUNAN

Dina sedang memerhatikan laporan neraca keuangan perusahaan ketika muncul pesan di message box di kiri bawah layar. Pak bos ingin bertemu dengannya. Ia lalu berbicara kepada Renny yang berada di sebelahnya.

"Pak bos ingin bertemu denganku, entah apa yang ingin ia bicarakan. Padahal, laporan penjualan saham sudah kubereskan sore tadi."

Renny hanya mendesah. "Ya, mau bagaimana lagi, sis. Kita sedang peak season, ada banyak order yang sedang ditangani perusahaan. Divisi finance juga kelimpungan. Mana Mba Harum sedang cuti hamil lagi. Ya, terpaksa kita yang menangani ini semua. Bertahan, sis. Keep fighting!"

Dina mengambil napas panjang dan mendesah. Ia mengambil dokumen - dokumen portfolio yang dibutuhkan, lalu berjalan keluar ruangan menuju tempat pak bos. Bos ini bernama Yudha Ambar, seorang berusia enam puluhan, terkenal dengan kedisiplinan dan wataknya yang keras. Sebenarnya itulah mengapa Dina mengeluh ketika pak bos memanggilnya. Sudah berada di jam lembur, tugasnya yang sekarang juga belum selesai, Dina paham ia akan diberikan tugas lanjutan ketika tiba di ruangan itu kelak.

Akhirnya ia tiba di depan dan membuka pintu. Yudha mengangguk dan mempersilakan Dina duduk di hadapannya. Wajahnya terlihat semwrawut, ia sedang memerhatikan dokumen - dokumen di hadapannya.

"Laporan kamu ini, apakah sudah benar dicatat sebagaimana seharusnya?"

"Sudah, pak." jawab Dina singkat.

"Lalu di mana investasi dari Pak Suherman, dari PT Anexa Keronde? Kok tidak ada di chart ini?"

Dina tercekat. Pak Suherman adalah investor terbesar dari perusahaan Pelat Jaya Mulia, tempatnya bekerja. Namanya yang menghilang tentu adalah sebuah kealpaan besar. Pak bos lalu melempar berkas - berkas ke hadapan Dina, dan ketika Dina melihatnya, nama Pak Suherman memang tidak ada.

"Perbaiki!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline