Lihat ke Halaman Asli

Sang Penjual Mainan

Diperbarui: 9 September 2020   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: denpasarkota.go.id

SANG PENJUAL MAINAN

Broom...! Broom...!

"Dek, tolong, jangan dimainkan di lantai, ya, nanti bisa rusak." ujarku meminta kepada seorang anak kecil yang duduk di lantai dan menggesek truk mainan berulang -- ulang. Ia menengadah dan melempar senyum polos. Kemudian ia mengulang perbuatannya.

Brooom...! Broom!

Aku melambaikan tangan untuk melarang, dan mungkin sebentar lagi aku akan menahan tangannya, mengambil truk mainan itu. Untungnya tiba -- tiba seorang ibu muncul dari belakang dan menggendongnya. Ia meminta maaf kepadaku, tidak dengan kata -- kata, hanya dengan ekspresi wajah yang merasa bersalah. Keduanya lalu meninggalkan toko.

Aku beranjak berdiri. Seorang bapak sedang melihat -- lihat di depan stand mainan kemasan. Dari ekspresi wajahnya nampaknya ia sedang bingung. Aku menawarkan bantuan.

"Ada yang bisa dibantu, pak?"

"Iya, ini, pak. Jam tangan mainan ini bagus, anak saya punya satu di rumah, tapi kok sering rusak. Ini sudah keempat kalinya saya datang ke toko ini dan membeli jam tangan yang sama. Anak saya merengek terus, pak. Saya bolak -- balik ke toko ini. Tapi kok, rusak terus ya?"

Aku coba memeriksa kemasan jam tangan yang dimaksud. Ya, namanya juga kw, pikirku. Lalu tertulis buatan China. Ah, lebih -- lebih, pikirku. Tapi...

"Jam tangan ini yang terbaik, pak. Lihat di sini. Hanya tersisa dua atau tiga stok lagi, bukan? Itu artinya laku, dan banyak yang mencari, pak. Kalau bapak datang nanti sore, saya yakin bapak tidak akan kebagian."

Sang bapak melihat saya dengan pandangan skeptis. "Lalu dengan penjelasan benda ini sering rusak?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline